Kasus Mutilasi di Ungaran
Kos di Semarang Lokasi Mutilasi Dianggap Jadi Horor Penghuni Lain: Pilih Pindah Karena Takut
Sebuah kos di Jalan Soekarno Hatta Kabupaten Semarang menjadi terkesan horor setelah menjadi tempat eksekusi mutilasi Kholidatunn'imah warga Tegal
Penulis: Reza Gustav Pradana | Editor: galih permadi
TRIBUNJATENG.COM, UNGARAN - Sebuah kos di Jalan Soekarno Hatta Kabupaten Semarang menjadi terkesan horor setelah menjadi tempat eksekusi mutilasi Kholidatunn'imah warga Slawi Tegal.
Akibatnya sejumlah penghuni kos memilih pindah kos karena merasa takut akan aksi keji Imam Sobari memutilasi mantan pacarnya.
Imam memutilasi Kholidatunn'imah di kamar mandi kos tersebut selama tiga hari dan membuang 11 potongan tubuh ke empat lokasi.
Bahkan menurut keterangan kepolisian, bagian isi perut dibuang ke septictank melalui kloset kamar mandi kos.
Seorang penjaga kos yang enggan disebutkan namanya mengatakan setelah informasi peristiwa pembunuhan dan mutilasi tersebut menyebar terdapat dua penghuni kamar, satu di antaranya yang menghuni kamar samping kamar korban, berpamitan untuk tidak melanjutkan sewa kos.
“Yang saya khawatirkan dampaknya. Ini juga ada yang pamitan pindah juga."
"Yang baru pamitan itu ada dua kamar, alasannya karena takut,” imbuhnya, Selasa (26/7/2022).
Baca juga: Alasan Kopda M Anggota TNI Sewa Pembunuh Bayaran Tembak Mati Istrinya: Merasa Terkekang

Ngaku Sudah Nikah Siri
Imam Sobari (32) pelaku mutilasi di Ungaran dengan korban berinisial K (24) mengaku sudah menikah siri dengan korban kepada penjaga kos.
Hal itu ia lakukan agar bisa masuk dan tinggal dengan korban di sebuah kamar kos di daerah Bergas Kabupaten Semarang.
Lokasi indekos itu kemudian jadi tempat Imam Sobari membunuh dan memutilasi K menjadi 11 bagian.
Seorang penjaga kos yang enggan disebutkan namanya menjelaskan, korban dan pelaku mulai menyewa kos sejak satu setengah bulan yang lalu.
"Awalnya Imam Sobari dengan K itu menyewa kos, mereka mengaku sudah menikah siri jadi saya perbolehkan masuk."
"Kalau tidak ada hubungan apa-apa ya tidak boleh,” beber penjaga kos.
Menurutnya, tindakan pelaku dan korban selama ini masih normal, atau tidak ada yang mencurigakan.
Meskipun demikian, ia beberapa waktu lalu sempat mendengar beberapa kali K menangis di dalam kamar.
“Kalau suara tangisan kan itu masalah pribadi, ya.
Lagipula kamar tertutup, jadi saya tidak berhak mencampuri." tambahnya.

Ia bersaksi bahwa korban sempat menghubunginya atau chat melalui pesan singkat pada beberapa waktu sebelum kejadian.
Dibeberkannya, korban menghubungi untuk memesan makanan yang biasa penjaga indekos tersebut buat untuk melayani atau dijual ke penghuni.
Ia menambahkan malam sebelum kejadian juga mendengar suara cek-cok dari kamar keduanya.
"Malam sebelum kejadia sempat terdengar ribut-ribut."
"Tapi untuk kejadiannya saya tidak tahu, karena saya pikir yang bersangkutan sudah keluar, sebelumnya memang dia bilang mau pindah ke daerah Samban,” ujarnya.
Sebelumnya diberitakan kasus pembunuhan dan mutilasi yang terjadi di Kabupaten Semarang, Minggu (17/7/2022) lalu berakhir dengan penangkapan pelaku dan pengungkapan identitas korban oleh polisi di Mapolres Semarang, Selasa (26/7/2022) hari ini.
Pelaku bernama Imam Sobari (32), warga RT 2 Rw 2 Desa Cibunar, Balapulang, Kabupaten Tegal.
Ia tega membunuh dan dengan keji memutilasi kekasihnya, K (24) di sebuah indekos di Bergas, Kabupaten Semarang karena sakit hati dianggap tak memiliki pekerjaan.
Imam membunuh korban dengan cara mencekik leher korban di indekos korban di Bergas pada Minggu (17/72022) dini hari.
Setelah itu, pelaku membawa jenazah korban ke kamar mandi di kamar kos itu untuk memotong lutut dan paha korban.
“Pemotongan pertama, pelaku memotong tiga bagian yaitu lutut dan pangkal paha.
Kemudian dimasukkan ke dalam plastik dan dibuang di samping pabrik di Jalan Sekarno-Hatta,” kata Kapolda Jawa Tengah, Irjen Pol Ahmad Luthfi saat ungkap kasus di Mapolres Semarang, Selasa (26/7/2022) hari ini.
Pelaku melanjutkan aksi kejinya dengan memutilasi bagian tangan korban pada Senin (18/7/2022) hari selanjutnya.
Kejahatannya masih ia lakukan hingga Selasa (19/7/2022).
Kemudian dipotong lagi bagian lainnya dan dibuang di daerah lain.
"Hari Selasa (19/7/2022), tersangka motong lagi, jadi empat kali pemotongan, jadi motong bagian kepala dan dibuang ke sebelah restoran Cimory On The Valley,” imbuh Kapolda.
Pelaku diketahui membungkus potongan tubuh korban ke dalam tujuh tas plastik.
Lokasi pembuangan potongan tubuh juga disebar ke sejumlah titik.
Dari informasi yang dihimpun, potongan kaki dibuang di lahan sebelah Pabrik PT Starwig Tegalpanas, potongan tangan di Sungai Kretek Kel Kalongan Kec Ungaran Timur, potongan dada dan perut dibuang di Sungai Wonoboyo, Bergas, potongan kepala dibuang di Sungai Samping Cimory, Bergas.
Sedangkan, pisau yang digunakan untuk memotong tubuh korban dibuang di
tempat sampah depan kamar kos korban.
Imam ditangkap di dalam kereta saat berhenti di Stasiun Kutoarjo, Kabupaten Purworejo, Senin (25/7/2022) dini hari.
Imam diketahui melarikan diri dari Tegal, Jawa Tengah menuju Tulungagung, Jawa Timur menggunakan kereta api jurusan Jakarta-Tulungagung. (*)
