Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Solo

Keraton Solo Pertimbangkan Berbagai Kemungkinan Pelibatan Kerbau Bule dalam Kirab Malam 1 Suro

Keraton Solo menimbang beberapa kemungkinan terkait pelaksanaan Kirab Malam 1 Suro.

Penulis: Muhammad Sholekan | Editor: sujarwo
Dok. Polresta Solo
Ilustrasi. Personel Polresta Solo bersama Dispertan Kota Solo saat melakukan penyemprotan disinfektan di kandang Kerbau Bule yang berada di Kawasan Alun-alun Kidul (Alkid), Kamis (14/7/2022). 

TRIBUNJATENG.COM, SOLO - Keraton Kasunanan Solo akan menimbang beberapa kemungkinan terkait pelaksanaan Kirab Malam Satu Suro yang jatuh pada, Jumat (29/7/2022) malam mendatang.

Wakil Pengageng Sasana Wilapa Keraton Kasunanan Solo, Kanjeng Pangeran (KP) Dani Nur Adiningrat mengungkapkan, saat ini pembahasan terkait Kirab Malam Satu Suro masih berlangsung. 

Dalam pembahasan tersebut, pihak keraton masih mempertimbangkan kemungkinan terlibatnya Pusaka Kerbau Bule yang saat ini sedang menjalani proses pemulihan serta kemungkinan terjadinya perubahan rute.

"Ada berbagai macam kemungkinan untuk kirab tahun ini," ucap Dani saat dikonfirmasi melalui sambungan telepon, Rabu (27/7/2022).

Dani menjelaskan, pihaknya saat ini masih menunggu surat rekomendasi dari tim dokter hewan Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan, dan Perikanan (DPKPP) Kota Solo.

Selain itu juga menunggu rekomendasi tim dokter hewan dari Keraton Kasunana Solo terkait dengan kondisi kerbau keturunan Kyai Slamet tersebut.

"Kami masih menunggu rekomendasi dari tim dokter apakah Mahesa (Kerbau Bule, red) bisa dilibatkan atau tidak," ungkapnya.

Dia menjelaskan, status Kerbau Bule sebenarnya sebagai cucuk lampah saat prosesi Kirab Malam Satu Suro. Dia juga sebagai pasangan dari pusaka. 

"Kalau pusaka itu dikeluarkan maka harus didampingi Mahesa. Jadi, agak tentatif," tuturnya.

Terkait dengan rute, pihak keraton akan berkoordinasi dengan Pemerintah Kota (Pemkot) Solo dan baru akan memustukan mendekati penyelenggaraan kirab.

"Mengenai rute, mungkin kami pada last minute akan berkoordinasi dengan Pemkot Solo, apakah menggunakan rute panjang atau kembali ke rute sebelum tahun 1974," jelasnya.

Menurutnya, sebelum tahun 1974, rute Kirab Malam Satu Suro hanya berkeliling kawasan Baluwarti. Setelah peristiwa Malari, rute kemudian berubah karena permintaan Presiden Soeharto.

"Presiden Soeharto meminta pada Sinuwun PB XII agar dampak doa meluas, kirab di kelilingkan ke luar tembok keraton," ungkapnya.

Dani menambahkan, terkait dengan rangkaian upacara peringatan Malam Satu Suro, pihak keraton tetap menyelenggarakan prosesi upacara.

"Pada masa pandemi pun, rangkaian upacara tetap berjalan meski tidak ada kirab. Wilujengan dan miyos pusaka tetap miyos walupun tidak kirab," tandasnya. (*)
 

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved