Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Internasional

Spanyol dan Brasil Laporkan Kematian Cacar Monyet, Kasus Pertama di Luar Afrika

Spanyol dan Brasil masing-masing melaporkan satu kematian terkait cacar monyet (monkeypox). Laporan tersebut merupakan kematian terkait cacar monyet p

Editor: m nur huda
punch media
Penderita cacar monyet atau monkeypox 

TRIBUNJATENG.COM, MADRIDSpanyol dan Brasil masing-masing melaporkan satu kematian terkait cacar monyet (monkeypox).

Laporan tersebut merupakan kematian terkait cacar monyet pertama di luar Afrika, sebagaimana dilansir Al Jazeera, Sabtu (30/7).

Spanyol adalah salah satu negara terparah di dunia dengan 4.298 kasus cacar monyet, menurut laporan Pusat Koordinasi Darurat dan Siaga Kementerian Kesehatan Spanyol.

“Dari 3.750 pasien (cacar monyet) dengan informasi yang tersedia, 120 kasus dirawat di rumah sakit dan satu kasus telah meninggal,” kata Pusat Koordinasi Darurat dan Siaga pada Jumat (29/7).

Seorang juru bicara Kementerian Kesehatan Spanyol menolak memberikan rincian lebih lanjut tentang pasien yang meninggal. Otopsi akan dilakukan. Di Brasil, pasien cacar monyet yang meninggal adalah seorang pria berusia 41 tahun.

Pasien tersebut sebelumnya menjalani perawatan di rumah sakit di Belo Horizonte dan meninggal karena syok sepsis setelah dibawa ke unit perawatan intensif.

“Penting untuk digarisbawahi bahwa dia memiliki penyakit penyerta yang serius, agar tidak menyebarkan kepanikan di masyarakat. Tingkat kematian masih sangat rendah untuk cacar monyet,” kata Pejabat Kesehatan Negara Bagia Minas Gerais Fabio Baccheretti.

Sejauh ini, Kementerian Kesehatan Brasil mencatat hampir 1.000 kasus cacar monyet, sebagian besar di negara bagian Sao Paulo dan Rio de Janeiro.

Kasus pertama cacar monyet dalam wabah saat ini dikonfirmasi di Inggris pada 7 Mei.

Rekomendasikan Vaksin

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasikan vaksinasi dengan target khusus, ketika kasus cacar monyet (monkeypox) mencapai lebih dari 18.000 di 78 negara.

Penargetan ini artinya vaksin cacar monyet hanya disarankan untuk mereka yang terpapar seseorang yang terinfeksi dan mereka yang berisiko tinggi terpapar, termasuk petugas kesehatan, pekerja laboratorium, dan orang-orang dengan banyak pasangan seksual.

“Saat ini, kami tidak merekomendasikan vaksinasi massal terhadap cacar monyet”, kata kepala badan tersebut Tedros Adhanom Gebreyesus kepada wartawan pada Rabu (27/7) dilansir dari UN News.

Tedros menginformasikan bahwa satu vaksin cacar, yang disebut MVA-BN, telah disetujui di Kanada, Uni Eropa dan Amerika Serikat untuk digunakan melawan Monkeypox. Sementara dua vaksin lainnya, LC16 dan ACAM2000, saat ini sedang dipertimbangkan.

Namun, WHO masih kekurangan data tentang efektivitas vaksin untuk Monkeypox, atau berapa dosis yang mungkin diperlukan.

“Itu sebabnya kami mendesak semua negara yang menggunakan vaksin untuk mengumpulkan dan berbagi data penting tentang efektivitasnya,” katanya.

Pakar tersebut menambahkan bahwa WHO sedang mengembangkan kerangka penelitian, yang dapat digunakan negara-negara untuk menghasilkan data yang diperlukan, sehingga dapat lebih memahami seberapa efektif vaksin ini dalam mencegah infeksi dan penyakit, dan bagaimana menggunakannya secara paling efektif.

Tedros menekankan bahwa vaksinasi tidak memberikan perlindungan instan terhadap infeksi atau penyakit, dan dapat memakan waktu beberapa minggu.

“Artinya mereka yang divaksinasi harus terus mengambil langkah-langkah untuk melindungi diri mereka sendiri, dengan menghindari kontak dekat, termasuk hubungan seks, dengan orang lain yang memiliki atau berisiko terkena Monkeypox”, tegasnya.

Persediaan terbatas Dirjen Badan Kesehatan PBB menjelaskan, saat ini ada tantangan terkait ketersediaan vaksin. (Danur Lambang Pristiandaru/kps/tribun jateng cetak)

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved