Harga Pangan Tinggi, Kemiskinan Bisa Bertambah

Dengan harga pangan yang tinggi, bukan tak mungkin jumlah masyarakat yang jatuh ke jurang kemiskinan bakal bertambah.

Editor: Vito
Tribunbanyumas/Permata Putra Sejati
ilustrasi - Pedagang cabai di Pasar Wage dan bahan-bahan lain di Purwokerto saat berjualan, pada Rabu (8/6/2022). Berdasarkan pantauan harga cabai rawit mencapai Rp 88 ribu sampai Rp 90 ribu per kilogram.  

TRIBUNJATENG.COM, JAKARTA - Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), Margo Yuwono mewanti-wanti, peningkatan harga pangan yang signifikan dikhawatirkan mempengaruhi jumlah masyarakat miskin ke depan.

Dengan harga pangan yang tinggi, menurut dia, bukan tak mungkin jumlah masyarakat yang jatuh ke jurang kemiskinan bakal bertambah.

“Kalau harga pangan tinggi, akan berpengaruh kepada kemiskinan. Apalagi, bila pendapatan masyarakat tidak naik, maka kemiskinan akan bertambah. Jadi, pengaruhnya cukup tinggi pada kemiskinan,” ucapnya, dalam pembacaan hasil Inflasi Juli 2022, Senin (1/8).

Ditambah, ia berujar, populasi referensi BPS saat menghitung tingkat kemiskinan sangat bergantung pada harga pangan. Bahkan, mencakup, kurang lebih 74 persen, sehingga ini memang perlu diwaspadai.

Bila merunut ke belakang, Margo menuturkan, tingkat inflasi pangan bergejolak secara tahunan pada Juli 2022 ini merupakan yang tertinggi sejak satu windu lalu, atau lebih tepatnya tertinggi sejak Januari 2014 yang pada waktu itu mencatat inflasi pangan bergejolak sebesar 11,91 persen yoy.

Sementara, kelompok volatile food pada Juli 2022 tercatat mengalami inflasi sebesar 1,41 persen mom, atau secara tahunan 11,47 persen yoy. 

Margo menuturkan, komoditas penyumbang utama peningkatan harga kelompok pangan adalah cabai merah, bawang merah, dan cabai rawit. Ketiga komoditas ini menyumbang inflasi, karena ada gangguan pasokan di sentra produksi akibat cuaca.

Sementara, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati tidak memungkiri, inflasi pada komponen bergejolak atau volatile food meningkat akibat kenaikan harga pangan global dan juga terganggunya pasokan akibat cuaca.

Meski demikian, ia berujar sinergi dan koordinasi terkait dengan pengendalian inflasi dilakukan BI bersama-sama dengan pemerintah, termasuk dengan meningkatkan koordinasi dan sinergi dalam forum tim pengendalian inflasi pusat dan tim pengendalian inflasi daerah. (Kontan/Bidara Pink/Dendi Siswanto)

BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved