Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Slawi

Ruwat Bumi Guci Tegal Berlangsung Meriah dan Lancar, Bupati Umi: Momen Wujud Rasa Syukur

Kegiatan seni budaya Ruwat Bumi Guci Kabupaten Tegal berlangsung meriah, lancar, dan warga sangat antuasis mengikuti semua rangkaiannya. 

desta leila kartika
Prosesi ritual ngadusi wedus kendit yang menjadi salah satu rangkaian dalam rangka Ruwat Bumi Guci yang diadakan setahun sekali. Berlokasi di area Pancuran 13 DTW Guci Kabupaten Tegal, Selasa (2/8/2022). 

TRIBUNJATENG.COM, SLAWI - Kegiatan seni budaya Ruwat Bumi Guci Kabupaten Tegal berlangsung meriah, lancar, dan warga sangat antuasis mengikuti semua rangkaiannya. 

Diadakan selama dua hari mulai Senin (1/8/2022) dan berakhir pada Selasa (2/8/2022), Ruwat Bumi Guci tahun ini mengusung tema "Berkah Guci Gawe Bungah."

Mengusung konsep majestic of Guci, rangkaian acara sangat beragam mulai dari istighosah, pagelaran seni budaya, ngadusi wedus kendit, sembelih wedus kendit, kirab gunungan, upacara adat Ruwat Bumi, Ngrayah Berkah, dan ditutup dengan hiburan musik. 

Penyelenggaraan Ruwat Bumi tahun ini jauh lebih meriah jika dibandingkan perayaan pada dua tahun sebelumnya.

Tepatnya saat awal-awal pandemi Covid-19 melanda wilayah Kabupaten Tegal. Sehingga dua tahun sebelumnya acara terselenggara secara sederhana dan hanya inti Ruwat Bumi saja. 

Hadir langsung menyaksikan bahkan ikut "ngadusi" wedus kendit, Bupati Tegal, Umi Azizah, Kepala Dinas Kepemudaan, Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Tegal Akhmad Uwes Qoroni, Kapolres Tegal (yang mewakili), Dandim Tegal (yang mewakili), kepala OPD, warga sekitar Guci, dan tamu undangan lainnya. 

Dalam sambutannya, Umi menyampaikan atas nama Pemerintah Kabupaten Tegal ia mengucapkan terimakasih dan memberikan apresiasi kepada para panitia, seluruh warga Guci, dan para pihak lainnya yang telah ikut serta membantu, berkolaborasi mengemas dan menyajikan acara Ruwat Bumi ini. 

Mudah-mudahan, lewat acara ini akan tersampaikan pesan dan membawa kesan bagi siapa saja untuk ikut serta melestarikan, merawat, nguri-uri tradisi ruwat bumi ini.

"Ditinjau dari akar budaya bangsa kita yang sangat menjunjung tinggi menghargai alam ciptaan-Nya, maka saya memandang ruwat bumi ini sebagai manifestasi, wujud nyata ungkapan rasa syukur kita, rasa syukur masyarakat

Guci dan sekitarnya atas segala nikmat dan karunia yang telah Allah berikan. Sekaligus bermakna sebagai sarana mendekatkan diri, meningkatkan ketakwaan juga keimanan kita kepada sang khalik," ungkap Umi, pada Tribunjateng.com, Selasa (2/8/2022). 

Dari sisi kebudayaan, lanjut Umi, ruwat bumi ini adalah wujud penghormatan kepada para leluhur, para pendahulu yang telah mewariskan kekayaan alam kepada anak-cucunya berupa hamparan lahanpertanian yang tetap subur, udara dan air yang tidak tercemar, dan hutan yang terjaga kelestariannya. 

Sehingga sebagai generasi penerusnya pun dapat melanjutkan dan mengolah warisan ini untuk kesejahteraan, dan kemakmuran masyarakat dengan tetap memperhatikan keseimbangan alam.

Hasil bumi yang memelimpah, kunjungan wisatawan Guci yang terus meningkat adalah berkah dari ikhtiar  menjaga kelestarian lingkungan, kebersihan lingkungan, dan tidak kalah pentingnya keramahan pada alam juga pengunjung objek wisata Guci. 

Untuk itu, Umi sangat mendukung tradisi baik ini, kekayaan bangsa yang harus terus dilestarikan.

Adapun ruwat bumi ini, dikatakan Umi  menyadarkan bahwa ada yang lebih berkuasa dalam menentukan hidup dan kehidupan ini beserta seluruh isinya, yaitu Allah SWT, Tuhan Yang Maha Kuasa. 

Halaman
123
Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved