Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Regional

Polisi Kaget Dengan Pengakuan 7 Gadis SMA, Tegas Ingin Fokus Open BO Daripada Sekolah

Pengakuan mengejutkan didapat polisi dari tujuh gadis belia di Lubuklinggau Sumatera Selatan.

Editor: rival al manaf
Tribun padang
ILUSTRASI: Siswi SMA open BO 

Hasil interogasi dan pengamatan Kristin ketika menginterogasi para korban, selain tipikal anak yang ingin bebas, para korban ini tipikal anak yang tidak mau mendengar nasehat orang tua sama sekali.

"Maunya bebas aja, tidak mau cuci piring," ujarnya.

Hanya Dikenakan Wajib Lapor

Saat ini ketujuh korban praktik bisnis prostitusi online di Kota Lubuklinggau itu hanya dikenakan wajib lapor setelah para orang tua korban memberi jaminan.

"Saat ini sudah dipulangkan, mereka hanya dikenakan wajib lapor dengan jaminan orang tua, wajib lapor ini sampai perkara penyidikan ini selesai," ungkapnya.

Selain diwajibkan wajib lapor, pihak Polres Lubuklinggau juga sudah berkoordinasi dengan pihak Dinas Sosial (Dinsos) Kota Lubuklinggau agar para korban tersebut diberi pelatihan.

"Sekarang yang sudah bersedia baru dua orang, sementara yang lima orang lainnya belum, kita berharap mereka semua mau," ujarnya.

Sebelumnya, Bisnis prostitusi online yang menjadikan media Michat sebagai sarana mencari pelanggan yang dibongkar Polres Lubuklinggau diduga sudah berlangsung lama.

Kasus prostitusi online yang menjadikan anak dibawah umur sebagai korbannya ini di gerebek di Hotel Arwana Kelurahan Taba Koji, Kecamatan Lubuklinggau Timur I.

Berdasarkan penelusuran Tribunsumsel.com disekitar lokasi hotel, praktik bisnis prostitusi ini sudah berlangsung lama dan selama ini sudah menjadi rahasia umum dikalangan masyarakat sekitar.

Ketua RT 04 Kelurahan Taba Koji, Kecamatan Lubuklinggau Timur I, Kota Lubuklinggau, Bambang Setiadarma mengungkapkan, sudah tidak kaget lagi dengan peristiwa penggerebekan tersebut.

"Kami (warga) sudah tidak kaget lagi, kebetulan masalahnya baru terekspos sekarang," kata Bambang, Selasa (2/8/2022) siang.

Warga sekitar hotel Arwana tak kaget lagi  bila sampai di gerebek oleh Polisi, semenjak dirinya menjadi ketua RT sudah pernah komplain langsung kepada pihak manajemen hotel.

"Kejadiannya tahun 2020 lalu, kami pernah komplain masalah hiburan malam, karena saat itu mengganggu aktivitas warga karena kadang musiknya kencang sekali sampai pukul 02.00-03.00 Wib pagi," ungkapnya.

Semenjak terjadi keributan dan dikomplain  warga itu, sedikit mengalami perubahan, suara musiknya tidak sekeras dahulu, tapi masih kadang beroperasi sampai pukul 03.00 Wib pagi.

Halaman
123
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved