Berita Jakarta
Ayah Brigadir J Temui Menkopolhukam, Mahfud MD Geleng-geleng Lihat Hasil Visum
Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menkopolhukam) Mahfud MD geleng-geleng kepala ketika melihat bukti hasil visum
Keluarga Brigadir J terpukul mendengar tudingan tersebut. "Kemarin kami lihat salah satu wartawan mengatakan 'Bigadir J mencabuli'. Sedih kita.
Kenapa? Karena sudah ada pernyataan polisi dari awal baik Mabes maupun Kapolres, padahal kasusnya belum diperiksa apa-apa sudah dikatakan salah satunya, Brigadir J itu mati karena Bharada E mempertahankan dirinya.
Kan itu berarti tindakan pidananya dikatakan polisi, sementara belum ada putusan," ujar Pheo.
Ketua Hutabarat Lawyers, Saor Hutabarat mengatakan pihak keluarga Hutabarat meminta Mahfud MD membantu melakukan penegakan hukum yang benar untuk kasus ini.
"Nah, jadi kami coba mengatakan kepada menteri tolonglah kita harus tegakkan hukum," ucapnya.
Mereka juga mendesak agar hasil autopsi kedua dibuka ke publik agar semua pihak dapat mengetahui fakta yang sebenarnya.
Mereka juga minta agar tak ada lagi fakta yang ditutupi.
"Kami tidak menuduh, kalau memang ada obstruction of justice tarik dong. Kalau banyak pengamat mengatakan autopsi awal itu jangan-jangan ada tekanan, semua orang taulah. Ya itu kami minta dibuka," ucapnya.
Adapun Samuel Hubatarat mengungkapkan rasa terima kasihnya kepada Presiden Jokowi karena telah peduli dengan kasus yang menimpa anaknya itu.
"Terhadap Bapak Jokowi pun kami mengucapkan terima kasih sudah sampai 3 kali mengatakan peristiwa ini supaya dibuka selebar-lebarnya jangan ada yang ditutupi," kata Samuel.
Tidak hanya ke Presiden Jokowi, ucapan terima kasih juga disampaikan untuk Menkopolhukam Mahfud MD.
Samuel menilai Mahfud telah merespons kasus itu dengan baik. "Kepada Mahfud MD yang begitu merespons persoalan ini kami berterima kasih sekali.
Pak Mahfud MD mengutarakan kalau ada tikus dalam satu lumbung, jangan lumbungnya dibakar. Kalau kami maknai arti ini sudah sangat mendalam bagi kita semua," tambahnya.
Di sisi lain Mahfud MD mengaku telah memegang catatan dari berbagai pihak seperti intelijen, Kompolnas, purnawirawan polisi hingga Komnas HAM terkait dengan kasus penembakan yang menewaskan Brigadir Nofriansyah Yoshua Hutabarat atau Brigadir J.
"Sehingga saya punya catatan lengkap, dari keluarga ada, dari intelijen ada, dari purnawirawan polisi ada, dari Kompolnas ada, dari Komnas HAM ada, dari LPSK ada, dari sumber-sumber perorangan di Densus di BNPT," ucap Mahfud.