Berita Regional
Petani Dibunuh Tetangga di Jalan saat Antar Anak Sekolah, Pelaku Ternyata Pendam Cemburu
Petani asal Desa Lawe Beringin Horas, Kecamatan Semadam, itu tewas dibunuh secara sadis saat sedang mengantar anaknya ke sekolah.
TRIBUNJATENG.COM - Kasus pembunuhan terjadi di Aceh Tenggara baru-baru ini.
Korbannya seorang pria yang berprofesi sebagai petani bernama Togar Ensudin (38).
Petani asal Desa Lawe Beringin Horas, Kecamatan Semadam, itu tewas dibunuh secara sadis saat sedang mengantar anaknya ke sekolah pada Selasa (2/8/2022) pagi.
Baca juga: Satu Keluarga Tewas Terperangkap dalam Kebakaran Rumah di Medan, Api Berkobar Setelah Suara Ledakan
Togar Ensudin tewas dengan luka bacokan pada bagian leher dan kepalanya.
Pelaku meninggalkan korban begitu saja di tengah jalan umum yang dikelilingi persawahan, dengan kondisi kepala korban yang nyaris putus.
Penemuan jasad korban dengan kondisi yang cukup memilukan ini pun membuat gempar warga sekitar.
Tak lama usai kejadian ini dilaporkan kepada pihak keluarga dan polisi, satu persatu fakta di balik kasus pembunuhan itu pun mulai terungkap.
Tak lama setelah jasad petani tersebut ditemukan, terungkap siapa pelaku pembunuhannya.
Ternyata, petani itu dibunuh oleh seorang pria brinisial KB (47), yang tidak lain merupakan orang sekampungnya.
Terkini, terungkap fakta baru yaitu motif pembunuhan terhadap korban.
Kapolres Aceh Tenggara, AKBP Bramanti Agus Suyono mengatakan, pelaku nekat menghabisi nyawa korban diduga karena terbakar api cemburu yang sudah lama terpendam.
Menurutnya, tersangka menuding korban selingkuh dengan istrinya.
Namun, ia tidak bisa membuktikan jika korban yang telah memiliki istri dan anak itu berselingkuh dengan istri pelaku.
“Ini cemburu membabi buta sehingga tega menghabisi nyawa korban Togar Ensudin,” ujar Kapolres Aceh Tenggara, AKBP Bramanti Agus Suyono SH SIK MH didampingi Kasat Reskrim, Iptu Muhammad Jabir SH MH kepada TribunGayo.com, Rabu (3/8/2022) sebagaimana dilansir dari pemberitaannya.
Lebih lanjut AKBP Bramanti menjelaskan, antara korban dan pelaku sebenarnya sudah lama terlibat cekcok.
Antara keduanya juga sempat tiga kali didamaikan oleh aparatur desa setempat.
“Tahun 2019 hingga 2020 sudah tiga kali aparatur Desa, Mustika Semadam, para tokoh masyarakat dan tokoh agama mendamaikan tersangka KB dengan korban Togar Ensudin secara adat istiadat batak,” ungkap Bramanti.
Hingga saat ini, polisi masih terus menggali motif pembunuhan terhadap petani di Desa Lawe Beringin Horas ini.
Menurut Kasat Reskrim Iptu Muhammad Jabir, pihaknya menduga dibalik kasus pembunhan ini, ada indikasi dendam dan terencana dari pelaku.
"Karena, melihat dari kejadiannya di TKP, korban dicegat naik sepeda motor saat mengantar anaknya ke sekolah oleh pelaku," ujar Iptu Jabir.
Ia menambahkan, pelaku pembunuhan terhadap korban kini dalam pengejaran Polres Aceh Tenggara.
Ia pun berharap pihak keluarga tersangka dapat membantu tugas mereka untuk bisa segera menangkap pelaku yang telah membunuh petani tersebut.
"Pihak keluarga tersangka masih tertutup sekali kepada polisi,"
"Kita berharap keluarga tersangka dapat membantu tugas kepolisian untuk menangkap pelaku," pungkas Iptu Jabir.
Diberitakan sebelumnya, Togar Ensudin (38) petani asal Desa Lawe Beringin Horas, Kecamatan Semadam, Kabupaten Aceh Tenggara ditemukan tewas, Selasa (2/8/2022) pagi.
Ia tewas dibunuh oleh seseorang saat sedang mengantar anaknya ke sekolah.
Saat ditemukan, kondisi jasadnya cukup memilukan.
Leher petani tersebut nyaris putus.
Sementara tubuhnya ditemukan di tengah badan jalan, tepatnya di atas sepeda motor yang diduga dikendarai saat mengantar anaknya ke sekolah.
Dilansir dari TribunGayo.com, Kapolres Aceh Tenggara AKBP Bramanti Agus Suyono SH SIK MH didampingi Kapolsek Semadam, Iptu Jumianto mengatakan, korban ditemukan tewas pada Selasa (2/8/2022) sekira pukul 06.30 WIB, di jalan umum desa setempat.
“Pada Selasa (2/8/2022) sekira pukul 06.30 WIB korban hendak mengantar anaknya pergi ke sekolah,” ujar Kapolres Aceh Tenggara AKBP Bramanti Agus Suyono melalui Iptu Jumianto, seperti dilansir dari TribunGayo.com.
Setiba di TKP yaitu di Jalan Desa Lawe Beringin Horas, korban dicegat pelaku di tengah jalan.
Saat itulah pelaku beraksi dengan menebaskan sebilah parang ke leher korban sebanyak tiga kali, hingga menyebabkan korban tewas di tempat.
“Korban langsung meninggal dunia di lokasi kejadian,” terang Iptu Jumianto.
Setelah membunuh korban, pelaku langsung melarikan diri dengan mengendarai sepeda motor Revo miliknya.
Kondisi kepala korban nyaris putus
Lebih lanjut Iptu Jumianto menjelaskan, kondisi leher korban saat ditemukan di tengah jalan nyaris putus.
Sementara itu, berdasarkan foto yang diambil saat jenazah korban ditemukan, posisi tubuh korban saat itu masih di atas sepeda motor.
Bahkan salah satu kaki korban terhimpit sepeda motor yang sudah terbaring jatuh di tengah jalan.
Iptu Jumianto mengatakan, setelah kejadian pembunuhan, korban langsung dilarikan ke RSUD Sahuddin Kutacane untuk dilakukan visum.
Berdasarkan hasil visum, diketahui bahwa korban mendapat tiga luka bacokan.
Dua luka tersebut terdapat pada bagian kepala belakang.
Lalu satu luka terdapat pada bagian leher depan.
"Semua luka bekas kena bacokan diduga menggunakan parang," terangnya seperti diberitakan TribunGayo.com.
Pelakunya orang sekampung
Iptu Jumianto menyebutkan, setelah kejadian tersebut, warga yang menemukan korban langsung melaporkan kejadian tersebut ke pihak keluarga dan kepolisian setempat.
Mendapat laporan tersebut, pihaknya pun langsung terjun ke lokasi untuk melakukan penyelidikan.
Belakangan diketahui, petani tersebut diduga dibunuh oleh warga yang merupakan orang sekampungnya.
Disebut-sebut, pelaku pembunuhan diduga seorang pria berinisial KB (47), yang juga merupakan warga Desa Lawe Beringin Horas.
Adapun motif pembunuhan itu, kata Iptu Jumianto, diduga karena pelaku cemburu dan dendam terhadap korban.
Namun hingga saat ini, pihak kepolisian masih mendalami kasus pembunuhan yang menewaskan petani asal Desa lawe Beringin Horas tersebut.
Sebelumnya, petugas telah melakukan proses penyelidikan di lokasi kejadian untuk mengumpulkan barang bukti dan sejumlah keterangan.
Iptu Jumianto menjelaskan, bahwa petugas dari penyidik Satuan Reskrim Polres Agara telah memeriksa beberapa saksi untuk mengungkap kasus itu.
Termasuk aparat desa, serta istri dan anak korban.
Sementara pria yang diduga menjadi pelaku pembunuhan kini sedang diburu oleh polisi.
"Petugas sedang memburu pelaku,” pungkasnya. (*)
Artikel ini telah tayang di SerambiNews.com dengan judul Fakta Baru Kasus Petani dibunuh Saat Antar Anak Sekolah, Pelaku Cemburu Istrinya Dekat Dengan Korban
Baca juga: Kasus Rudapaksa Pelajar oleh 9 Pemuda Picu Bentrokan Warga 2 Desa di Bima