Berita Sukoharjo
Ustaz Abu Baasyir Akhirnya Mengakui Pancasila, Akui Dasar Tauhid Ada di Sila Pertama
Abu Bakar Baasyir akhirnya mau menerima Pancasila sebagai dasar negara RI.
Penulis: khoirul muzaki | Editor: sujarwo
TRIBUNJATENG.COM, SUKOHARJO - Belasan tahun mendekam di penjara karena kasus terorisme, ustaz Abu Bakar Baasyir dinyatakan bebas, 2021 lalu.
Setelah menghirup udara bebas, pria berumur 83 tahun itu kembali ke Pondok Pesantren pimpinannya, AL Mukmin Ngruki, Sukoharjo yang sudah cukup lama ia tinggal.
Di usianya yang sudah lanjut, Ba’asyir lebih banyak menghabiskan waktu di Ponpes yang memiliki santri ribuan tersebut. Lama tak terdengar kabarnya, Abu Bakar Ba’asyir kembali bikin heboh publik.
Hanya kehebohan yang dibuatnya kali ini tak ada sangkut pautnya dengan aksi terorisme seperti kasus-kasusnya terdahulu.
Dalam video yang beredar di media sosial, Ba’asyir memberikan tausiah yang mengejutkan publik. Dari penjelasannya, tampak pendirian Ba’asyir yang telah berubah soal kenegaraan.
Ia akhirnya mau menerima Pancasila sebagai dasar negara Republik Indonesia yang sempat ia sangsikan.
Dalam pidatonya, Ba’asyir bahkan menyampaikan aspek historis yang mendasari lahirnya Pancasila.
Menurutnya, penetapan Pancasila sebagai dasar negara tak lepas dari persetujuan ulama kala itu.
“Indonesia berdasar Pancasila itu, mengapa disetujui ulama, karena dasarnya Tauhid, Ketuhanan Yang Maha Esa,” katanya
Baa’syir bahkan berani menegaskan, ini adalah pengertiannya yang terakhir mengenai Pancasila.
Pemahamannya sekarang ini berbeda dengan pemikirannya dulu dalam memposisikan Pancasila di negara ini.
Ia mengakui, dahulu sempat menganggap Pancasila adalah syirik.
“Ini pengertian saya yang terakhir. Dulunya saya Pancasila itu syirik. Saya begitu dulu,” katanya.
Tapi Ba’asyir tak berhenti menelaah ideologi tersebut untuk menemukan pemahaman yang sempurna.
Setelah mempelajari lebih lanjut, Ba’asyir berpandangan, tidak mungkin ulama dahulu menyetujui dasar negara jika mereka menilainya syirik.
“Ndak mungkin ulama menyetujui dasar negara syirik, itu ndak mungkin. Karena ulama itu niatnya ikhlas,” katanya. (*)