Berita Semarang
Blumbang Nyai dan Kyai Renggo Kranggan Semarang, Selalu Ramai Saat Suro, Ini Kisah di Baliknya
Tak hanya itu, Agus mengatakan air di blumbang tersebut tak pernah surut meski musim kemarau dan sumur warga kering
Penulis: budi susanto | Editor: muslimah
"Misalnya ada warga yang mau punya hajat, biasanya menggelar slametan di sana, dan hal itu wajib," papar Usman.
Lebih detail, Tribunjateng.com mencoba menggali informasi ke pengurus blumbang tersebut.
Selain pemuda, Ketua RW 01 Kranggan juga didapuk menjadi pengurus blumbang tersebut.
Penuturan Agus Heriawan, Ketua RW 01 Kranggan Dalam, blumbang tersebut disakralkan oleh warga.
Tak hanya itu, Agus mengatakan air di blumbang tersebut tak pernah surut meski musim kemarau dan sumur warga kering.
"Bahkan ada yang mencoba menguras dengan alat canggih namun airnya tetap tidak surut," katanya.
Dilanjutkannya, warga percaya di blumbang tersebut ada terowongan yang bisa tembus ke Pecinan tepatnya di Gang Pinggir.
"Beberapa kali saat kondisi air lumayan jernih, nisan makam dan terowongan terlihat," terang Agus.
Agus menuturkan, lantaran bermakna bagi kampung, blumbang tersebut dirawat dan dijaga warga.
"Kadang beramai-ramai membersihkan, namun sebelumnya dilakukan tirakatan," tuturnya.
Ia menyayangkan ada beberapa orang yang datang dengan niat yang tidak baik.
"Ada yang minta nomor togel dan sebagainya, sangat kami sayangkan. Untuk itu kami berusaha merubah stigma blumbang tersebut dengan menggelar berbagai acara. Misalnya pengajian saat suro yang dilanjutkan dengan memberishkan blumbang, meski syarat dengan mistis, namun warga lebih memaknai blumbang tersebut sebagai tonggak berdirinya kampung ini," tambahnya. (*)