Berita Nasional
Kronologi Staf LPSK Dibikin Kaget, Diberi Amplop Tebal oleh Ferdy Sambo, Tak Berani Buka Isinya
Wakil Ketua LPSK Edwin Partogi Pasaribu awalnya mengungkapkan kronologi kejadian pemberian amplop tersebut
TRIBUNJATENG.COM - Staf Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban ( LPSK) kaget saat tiba-tiba mendapatkan map berisi amplop coklat nan tebal.
Dua amplop tersebut diberikan Ferdy Sambo yang dititipkan lewat ajudan suruhannya.
Dikatakan staf, ketebalan amplop mencapai 1 cm.
Saking kagetnya, sang staf sampai tak menanyakan apa maksud pemberian tersebut.
Baca juga: Bharada E Dijanjikan Uang Tutup Mulut Rp 1 M Setelah Menembak Brigadir J, Tersangka Lain 500 Juta
Baca juga: Sopir Truk di Solo Dipukul Paspampres, Gibran Masih Marah Meski Pelaku Minta Maaf, Ini Sebabnya
Kejadian itu terjadi setelah LPSK melakukan pertemuan dengan Irjen Ferdy Sambo terjadi di Kantor Propam Polri pada 13 Juli 2022, tepat 7 hari pasca pembunuhan Brigadir J.
Lantas, apa kira-kira isi amplop tebal tersebut?
Wakil Ketua LPSK Edwin Partogi Pasaribu awalnya mengungkapkan kronologi kejadian pemberian amplop tersebut.
Awalnya, pernyataa tersebut diucapkan Menkopolhukam Mahfud MD setelah mendapatkan laporan dari LPSK.
"Pertemuan di kantor Propam pada 13 Juli 2022. Setelah pertemuan dengan Irjen Ferdy Sambo dan jeda menunggu kedatangan Bharada E," kata Edwin Partogi Pasaribu., dikutip dari dari Tribunnews.com, Jumat (12/8/2022).
Ketika itu, dua orang staf LPSK mendatangi kantor Propam Polri untuk melakukan koordinasi dengan Irjen Ferdy Sambo terkait pengajuan permohonan perlindungan termasuk untuk Bharada E.
Edwin menyebutkan, peristiwa pemberian amplop itu terjadi saat salah satu staf LPSK sedang menunaikan ibadah salat di Masjid Mabes Polri.
Sedangkan satu staf LPSK lainnya masih menunggu di ruang tunggu Kantor Propam.
"Pada saat kesempatan tersebut, salah seorang staf berseragam hitam dengan garis abu-abu, menyampaikan titipan/ pesanan “Bapak” untuk dibagi berdua di antara petugas LPSK," kata Edwin.
Dia menyatakan, pesanan yang disampaikan itu berupa map yang di dalamnya berisi amplop berwarna cokelat dengan ketebalan masing-masing amplopnya 1 cm.
Edwin mengungkapkan kondisi pemberian amplop itu membuat staf LPSK kaget dan syok.