Pelatihan Merajut Tas dan Dompet
Solikah Ingin Buka Usaha Tas Rajutan
Sedikitnya 16 peserta mengikuti pelatihan merajut tas dan dompet di Desa Banget.
Penulis: raka f pujangga | Editor: sujarwo
TRIBUNJATENG.COM, KUDUS - Sedikitnya 16 peserta mengikuti pelatihan merajut tas dan dompet di Desa Banget, Kecamatan Kaliwungu, Kabupaten Kudus.
Satu di antara peserta, Solikah (37), warga RT 4 RW 2, Desa Banget menceritakan kesulitannya membuat tas rajutan karena masih belajar.
Wanita yang sudah bekerja selama 20 tahun sebagai buruh rokok itu menyampaikan kesulitannya itu dinilai wajar.
"Dulu waktu saya belajar melinting rokok juga awalnya sulit. Tapi lama kelamaan nanti juga terbiasa," jelas dia, disela-sela pelatihan, Kamis (11/8/2022).
Dia memperkirakan, dalam kurun waktu satu minggu belajar merajut sudah bisa mahir melakukannya.
"Waktu belajar melinting seminggu sudah bisa, ini juga kemungkinan begitu," ujarnya.
Bagian yang tersulit dalam merajut, Solikah tidak boleh salah dalam memasukkan benangnya.
Bila salah, maka rajutan yang sudah dibuat harus dibongkar dan dimulai dari awal agar hasilnya tetap menawan.
"Beloknya benang kemana ini yang sulit, nggak boleh salah. Kalau salah harus diulang lagi dari awal," ujar dia.
Setelah mahir membuat tas rajutan, dia berharap bisa membuka usaha pada bidang tersebut.
Sehingga wanita yang punya pengalaman puluhan tahun bekerja di pabrik rokok itu bisa mendapat penghasilan tambahan.
"Saya ingin punya usaha sendiri, makanya belajar membuat tas rajutan ini. Mudah-mudahan bisa menambah penghasilan," kata dia.

Pelatihan itu juga menarik minat Fitria Faradina (18), mahasiswi IAIN Kabupaten Kudus jurusan bahasa Arab untuk belajar di sana.
Wanita yang berasal dari keluarga buruh rokok itu punya keinginan untuk bisa buka usaha sendiri.
"Saya daftar pelatihan ini karena ingin bisa merajut. Kalau bisa buka usaha sendiri," ujarnya.