Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Guru Berkarya

Mind Mapping Tingkatkan Hasil Belajar IPS

Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan pelajaran yang diidentikkan sebagai mata pelajaran hafalan.

Penulis: Abduh Imanulhaq | Editor: galih permadi
IST
Dra. Tri Retno Wahyuni Mariana., Guru SMP Negeri 16 Surakarta 

Oleh: Dra. Tri Retno Wahyuni Mariana., Guru SMP Negeri 16 Surakarta

Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan pelajaran yang diidentikkan sebagai mata pelajaran hafalan.

Penyebabnya adalah objek kajiannya yang luas dan menyuluh, serta berkaitan satu sama lain.

IPS terdiri dari beberapa cabang ilmu pengetahuan yang dibahas, dikaji, dan dipraktikkan yang dikemas dalam satu mata pelajaran.

 Meskipun mata pelajaran ini diajarkan di sekolah mulai dari jenjang Sekolah Dasar (SD) hingga Sekolah Menengah Atas/Kejuruan (SMA/SMK).

Namun belajar IPS tidak akan optimal jika hanya dilakukan dengan menghafal dan menjejalkan berbagai materi.

Terbukti ketika pembelajaran IPS di kelas VIII B SMP Negeri 16 Surakarta pada KD Latar Belakang Munculnya Nasionalisme Indonesia, penguasaan materi belum maksimal.

Berdasarkan pengalaman tahun yang lalu, ketercapaian hasil pembelajaran hanya 55 persen.

Hal ini merupakan gambaran ketidakberhasilan dalam pembelajaran.

Hal ini tentu memicu guru untuk berpikir dan bertindak agar siswa dapat meningkatkan hasil belajarnya.

Langkah guru dalam upaya meningkatkan hasil belajar IPS ini adalah dengan menerapkan metode mind mapping.

Menurut Aris Shoiman (2014:105) mind mapping atau pemetaan pikiran adalah teknik pemanfaatan seluruh otak dengan menggunakan citra visual dan prasarana grafis lainnya untuk membentuk kesan.

Mind mapping merupakan metode pembelajaran yang dikembangkan oleh Tony Buzan, kepala Brain Foundation.

Metode ini mencatat kreatif yang memudahkan kita mengingat banyak informasi.

Catatan yang dibuat membentuk sebuah pola gagasan yang saling berkaitan dengan topik utama di tengah, sementara subtopik dan perincian menjadi cabang-cabangnya.

Cabang-cabang tersebut juga dapat berkembang lagi sampai ke materi yang lebih kecil.

Alamsyah (2009:23) mengemukakan, ada tujuh manfaat mind mapping dalam pembelajaran.

Yaitu pertama, dapat melihat gambaran secara menyeluruh dengan jelas.

Kedua, dapat melihat detailnya tanpa kehilangan benang merah antartopik, ketiga, terdapat pengelompokan informasi.

Keempat, menarik perhatian mata dan tidak membosankan.

Kelima, memudahkan kita berkonsentrasi. Keenam, proses pembuatannya menyenangkan karena melibatkan gambar-gambar, warna, dan ikon lain-lain.

Ketujuh, mudah mengingatnya karena ada penanda-penanda visual.

Dari empat macam mind mapping, yaitu pohon jaringan (network tree), rantai kejadian (events chain), peta konsep siklus (cycle concept map), dan peta konsep laba-laba (spider consept map).

Guru memilih rantai kejadian (events chain) untuk diterapkan dalam pembelajaran kali ini.

Langkah-langkah pembelajarannya sebagai berikut.

Pertama, guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan memberikan penjelasan singkat mengenai cara membuat mind mapping.

Selanjutnya siswa dibagi dalam beberapa kelompok untuk membuat mind mapping tentang materi Latar Belakang Munculnya Nasionalisme Indonesia.

Siswa bekerja dalam kelompok, saling bekerja sama, membantu, dan mendukung.

Guru mendampingi atau membimbing kelompok yang kesulitan menyelesaikan tugasnya.

Setelah menyelesaikan tugasnya, setiap kelompok mempresentasikan hasil diskusi dan karyanya di depan kelas secara bergiliran.

Kemudian guru bersama siswa membuat kesimpulan dari pembelajaran yang telah berlangsung.

Terakhir, guru memberikan evaluasi untuk mengukur hasil belajar siswa.

Penerapan mind mapping dalam pembelajaran IPS membawa hasil yang signifikan.

Siswa yang memperoleh nilai di bawah KKM sejumlah 4 siswa dan yang diatas KKM sejumlah 28 siswa dari 32 siswa.

Persentase siswa yang mencapai KKM sejumlah 87 persen.

Dengan kata lain, penerapan medel pembelajaran Mind Mapping pada meateri Latar Belakang Munculnya Nasionalisme Indonesia berhasil.(*) 

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved