Guru Berkarya
Mencari Bilangan Bulat dengan Metode JAS
Bagi kelompok yang paling akhir mengerjakan soal matematika, akan mendapat punishment. Punishmen di sini bukan berupa hukuman fisik.
Penulis: Abduh Imanulhaq | Editor: galih permadi
Mencari Bilangan Bulat dengan Metode JAS
Sri Mulyanti, S.Pd.SD
Guru Kelas SDN 3 Kalangdosari Kecamatan Ngaringan Kabupaten Grobogan
Jika kita berbicara tentang matematika. Pada sebagaian orang akan berpikir bahwa matematika itu sulit, membosankan dan tidak menyenangkan.
Konsep-konsep matematika merupakan konsep yang abstrak, sementara pola pikir siswa SD (sekolah dasar), menurut Piaget masih pada tahap operasi konkrit.
Siswa perlu diupayakan untuk memahami matematika sesuai dengan tingkat perkembangan mentalnya, guru juga diharapkan menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan.
Guru bertugas untuk menciptakan suasana yang menyenangkan, agar siswa dapat menyukai matematika yang nantinya akan berimbas pada hasil belajar yang memuaskan.
Pada tahap sekolah dasar merupakan penanaman konsep yang disodorkan melalui hal-hal yang bersifat konkret.
‘PR’ besar untuk guru SD untuk menciptakan pembelajaran matematika yang kreatif dan inovatif, yang tidak hanya berpusat pada guru.
Yang artinya guru lebih terlibat aktif dalam pembelajaran sebagai pemberi pengetahuan kepada siswa dan bersifat abstrak.
Salah satu materi matematika yang terlihat remeh namun pada kenyataannya harus mengandalkan kemampuan nalar yang tinggi, yaitu bilangan bulat.
Pembahasan tentang bilangan bulat (integers) tidak bisa dipisahkan dari uraian tentang bilangan asli (natural numbers) dan bilangan cacah (whole numbers) karena kreasi tentang bilangan-bilangan ini merupakan proses sosial dan budaya yang telah berlangsung berurutan dalam waktu ribuan tahun.
Bilangan bulat bukan berarti kumpulan atau himpunan bilangan yang bentuknya bulat, ya.
Tapi, nilainya yang bulat.
Bilangan bulat terdiri dari bilangan cacah dan bilangan bulat negatif.
Himpunan bilangan bulat dalam matematika dilambangkan dengan Z.
Lambang ini berasal dari bahasa Jerman, yaitu Zahlen yang berarti bilangan. Jika dua bilangan bulat ditambahkan, dikurangkan, dan dikalikan maka hasilnya masih merupakan bilangan bulat.
Tetapi jika suatu bilangan bulat dibagi dengan bilangan bulat yang lain, maka hasilnya tidak selalu merupakan bilangan bulat.
Metode Pembelajaran adalah seperangkat komponen yang telah dikombinasikan secara optimal untuk kualitas pembelajaran (Riyanto, 2002: 32:1).
Agar tujuan pembelajaran dapat tercapai secara optimal, guru harus memiliki kemampuan dalam memilih metode.
Untuk mengajarkan materi bilangan bulat di kelas VI ini, metode yang dipakai oleh guru SD Negeri 3 Kalangdosari yaitu Jelajah Alam Sekitar (JAS).
Mulyani, dkk (2008) mengatakan pendekatan Jelajah Alam Sekitar (JAS) merupakan salah satu inovasi pendekatan pembelajaran biologi ataupun kajian ilmu yang lain yang bercirikan memanfaatkan lingkungan sekitar dan simulasinya sebagai sumber belajar.
Pada pendapat tersebut terdapat metode JAS diterapkan untuk pembelajaran Biologi. Namun, guru di SD Negeri 3 Kalangdosari mengadopsinya sebagai metode untuk mengajarkan matematika dengan materi bilangan bulat.
Pertama, langkah yang dilakukan guru adalah membentuk kelompok. Kemudian memberikan arahan kepada siswa jalur mana saja yang harus mereka lalui.
Ketua kelompok memakai kalung poin, sebagai tolok ukur penilaian.
Setiap kelompok wajib memecahkan soal matematika yang telah di sebar di tempat tertentu sekitar sekolah.
Kelompok yang paling cepat memecahkan soal dan dapat mengerjakan soal dengan benar akan mendapat reward dari guru.
Bagi kelompok yang paling akhir mengerjakan soal matematika, akan mendapat punishment.
Punishmen di sini bukan berupa hukuman fisik. Namun lebih ke kegiatan yang menghibur.
Jelajah alam tak hanya identik dengan mata pelajaran yang berbau alam saja. Namun, bisa diterapkan pada pembelajaran matematika.
Tujuannya agar anak tidak takut, tidak bosan dengan pelajaran matematika, serta diharapkan tidak menjadikan matematika sebagai pelajaran yang harus dihindari.(*)