Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Sukoharjo

Muhadjir Effendy Ajak Santri Lepaskan Stigma Ponpes Al Mukmin Ngruki sebagai Sarang Teroris

Ponpes Al Mukmin Ngruki, Desa Cemani, Sukoharjo mendapat stigma sebagai "sarang teroris" menyusul sejumlah alumninya dituduh terlibat aksi teror. 

Penulis: khoirul muzaki | Editor: rival al manaf
istimewa
Muhadjir Effendy memberikan nasehat di hadapan santri Ponpes Al Mukmin Ngruki, Rabu (17/8/2022) 

TRIBUNJATENG.COM, SUKOHARJO - Ponpes Al Mukmin Ngruki, Desa Cemani, Sukoharjo mendapat stigma sebagai "sarang teroris" menyusul sejumlah alumninya dituduh terlibat aksi teror. 

Ditambah, pendiri Ponpes Al Mukmin, ustaz Abu  Bakar Ba'asyir kerap dikaitkan dengan serangkaian aktivitas terorisme. 

Untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya, Ba'asyir divonis 15 tahun hingga dinyatakan bebas pada 2021 lalu.

Baca juga: Malam Resepsi HUT Ke-77 RI, Pemkab Cilacap Berikan Penghargaan Kepada Empat Atlet ASEAN Paragames XI

Baca juga: Senator Abdul Kholik Sayangkan Kinerja DPD Luput Disebut Dalam Sidang Bersama Nota RAPBN

Baca juga: Main Dealer Astra Motor Jateng Gelar Berbagai Perlombaan Yang Bisa Diikuti Secara Virtual 

Keluar dari penjara, Ba'asyir tak lagi muda. Usianya sudah lanjut, 83 tahun. Fisiknya semakin lemah. Saat berjalan, ia bahkan harus dipapah atau dituntun orang yang mendampinginya. 

Pemahamannya soal NKRI pun sudah melunak. Belakangan, ia telah mengakui Pancasila yang sempat dianggapnya syirik. Ia menerima Sila pertama Ketuhanan Yang Maha Esa sebagai terjemahan lain dari Tauhid dalam Agama Islam. 

Pulang dari penjara, Ba'asyir tak kemana-mana. Ia kembali ke Ponpes yang sempat ia tinggal belasan tahun lamanya. 

Ponpes yang berdiri di tengah pemukiman kota itu masih dihuni ribuan santri dari berbagai daerah.  Meski kerap mendapat stigma, Ponpes Al Mukmin Ngruki masih eksis mengembangkan pendidikan keagamaan. 

Namun tetap saja, label itu sulit dihilangkan. 
Pengakuan Abu Bakar Ba'asyir terhadap Pancasila menjadi momentum bagi Ponpes Al Mukmin Ngruki untuk keluar dari stigma itu. 

Puncaknya, pada peringatan HUT RI ke 77, alumni Ponpes Ngruki bekerjasama dengan TNI dan Polri menginisiasi Upacara pengibaran bendera merah putih di lapangan Ponpes. 

Tak ada penolakan dari Abu Bakar Ba'asyir. Ia menyambut positif kegiatan itu. Ba'asyir bahkan mengikuti prosesi upacara sampai selesai.  Kegiatan ini diharapkan mampu mengikis kesan bahwa pesantren itu anti NKRI. 

Muhadjir ingin lebih lama di pesantren itu. Ia membawa misi memulihkan citra Ponpes Al Mukmin Ngruki. 

Usai acara, Muhadjir menyempatkan berdiskusi dengan ratusan santri di aula Ponpes. Muhadjir mengingatkan agar para santri tak bersikap yang justru bisa memperkut kesan Ponpes Al Mukmin sebagai  sarang teroris. 

"Jangan sampai kalian ikut membuat citra Ponpes ini tempat teroris, " katanya

Muhadjir juga mencoba memperkuat wawasan kebangsaan para santri. Ia mencoba memanggil santri dari NTT dan Papua. Rupanya, di antara ratusan santri, terdapat santri dari wilayah timut tersebut. 

Ia menyuruh mereka ke depan, lalu menanyakan mayoritas penduduk di daerahnya beragama apa. 

Halaman
12
Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved