Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Guru Berkarya

Menciptakan Pembelajaran Teks Fiksi yang Berkesan dengan Picture and Picture

Pembelajaran ini memiliki ciri Aktif, Inovatif, Kreatif, dan Menyenangkan.

Penulis: Abduh Imanulhaq | Editor: galih permadi
Istimewa
Sutikno, SPd. SD - Guru SDN 02 Kandangserang, Kec. Kandangserang, Kab. Pekalongan 

Sutikno, SPd. SD
Guru SDN 02 Kandangserang, Kec. Kandangserang, Kab. Pekalongan

Menciptakan Pembelajaran Teks Fiksi yang Berkesan dengan Picture and Picture

Mengajar bukan hanya menyampaikan ilmu pengetahuan saja. Namun juga mendidik. Konsep pembelajaran dalam perkembangannya memiliki cakupan penilaian pengetahuan keterampilan dan sikap.

Maka mengajar dan mendidik adalah suatu kesatuan dalam pembelajaran.

Keberhasilan mengajar sering dipengaruhi oleh media dan metode yang tepat dan menarik.

Pembelajaran yang menarik menjadi salah satu kunci keberhasilan guru dalam menyampaikan pembelajaran.

Karena mampu membuat siswa gembira, tidak bosan, dan terangsang menggali lebih dalam suatu pengetahuan yang diikutinya.

Meskipun pada penerapannya itu tidak mudah sebagaimana dialami penulis di kelas VI SDN 02 Kandangserang Kabupaten Pekalongan
Perhatian penulis untuk mewujudkan pembelajaran di kelas yang menyenangkan salah satunya dengan menerapkan metode picture and picture dalam materi teks fiksi di mata pelajaran Bahasa Indonesia.

Menurut Agus Suprijono (2009:110), model pembelajaran picture and picture adalah metode belajar yang menggunakan gambar dipasangkan atau diurutkan menjadi urutan logis.

Pembelajaran ini memiliki ciri Aktif, Inovatif, Kreatif, dan Menyenangkan.

Prinsip dasar dalam model pembelajaran kooperatif picture and picture adalah setiap anggota kelompok bertanggung jawab atas segala sesuatu yang dikerjakan dalam kelompoknya.

Setiap anggota kelompok harus mengetahui bahwa semua anggota kelompok mempunyai tujuan yang sama.

Setiap anggota kelompok harus membagi tugas dan tanggung jawab yang sama di antara anggota kelompoknya.

Materi pembelajaran teks fiksi pada mata pelajaran Bahasa Indonesia di kelas VI memuat kompetensi dasar ranah pengetahuan menelusuri tuturan dan tindakan tokoh serta penceritaan penulis dalam teks fiksi dan ranah keterampilan menyampaikan penjelasan tentang tuturan dan tindakan tokoh serta penceritaan penulis dalam teks fiksi secara lisan, tulis, dan visual.

Materi pembelajaran ini memiliki indikator capaian belajar bahwa siswa mampu menggambarkan tokoh utama berdasarkan cerita fiksi yang mereka baca, dan dkembangkan dengan menggunakan imajinasi mereka dan siswa mampu menjelaskan tokoh utama dalam karangan fiksi secara lisan, tulisan, dan menggambarkannya di dalam sebuah gambar sederhana dengan percaya.

Langkah-langkah dari pelaksanaan model pembelajaran picture and picture dalam materi teks fiksi mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VI sebagai berikut: pertama, guru melakukan apersepsi dan menyampaikan tujuan pembelajaran atau kompetensi yang ingin dicapai. Kedua, memberikan materi pengantar sebelum kegiatan.

Brainstorming yang mengarah ke materi utama teks fiksi.

Penyajian materi bisa dengan ilustrasi media gambar, Youtube atau permainan yang memotivasi untuk belajar.

Ketiga, guru menyediakan gambar-gambar yang akan digunakan berkaitan dengan teks fiksi.

Dalam proses penyajian materi, guru mengajar siswa ikut terlibat aktif dalam proses pembelajaran dengan mengamati setiap gambar yang ditunjukan oleh guru.

Dalam perkembangan selanjutnya sebagai guru dapat memodifikasikan gambar atau mengganti gambar dengan video online Youtube.

Keempat, guru menunjuk siswa secara bergilir untuk mengurutkan atau memasangkan gambar-gambar yang ada menjadi cerita fiksi. Kelima, guru memberikan pertanyaan mengenai alasan siswa dalam menentukan urutan gambar.

Langkah terakhir, guru menyampaikan evaluasi pembelajaran dan kesimpulan. Untuk mengukur dan mengetahui tingkat pemahaman secara keseluruhan.

Kelebihan model pembelajaran picture and picture pada materi pembelajaran teks fiksi ini menurut pengamatan penulis bahwa siswa lebih cepat menangkap materi ajar, karena guru menunjukkan gambar-gambar mengenai materi yang dipelajari.

Dapat meningkat daya nalar atau daya pikir siswa, karena siswa disuruh guru untuk menganalisa gambar yang ada. Dapat meningkatkan tanggung jawab siswa, sebab guru menanyakan alasan siswa mengurutkan gambar.

Dan, pembelajaran lebih berkesan. Sebab, siswa dapat mengamati langsung gambar yang telah dipersiapkan oleh guru. (*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved