UKSW Salatiga
UKSW Cetak Creative Minority dengan Merdeka Belajar Kampus Merdeka
Ketika menjadi mahasiswa, kalian akan digodog kemampuannya dalam bersikap, pengetahuan dan keterampilan.
Penulis: Abduh Imanulhaq | Editor: galih permadi
Hal ini disampaikan sebab terciptanya kampus sehat tidak lepas dari peran civitas akademika termasuk mahasiswa di dalamnya.
Oleh karena itu, pada kesempatan ini mahasiswa terus didorong untuk menjadi agen promosi kesehatan sebab mahasiswa yang sehat adalah cerminan kampus yang sehat.
“Mahasiswa yang sehat maka sudah pasti dapat berprestasi.
Sebab bagaimana bisa berprestasi kalau sakit-sakitan, jadi jagalah diri kalian masing-masing agar selalu sehat dan terhindar dari penyakit,” pinta dr. Dwikorina Dewanti selaku Kepala Klinik Pratama UKSW.
Menurut dr. Dwikorina, kesehatan juga dapat diperoleh dengan mematuhi area zero tolerance seperti tidak merokok, konsumsi alkohol, penyalahgunaan obat-obatan terlarang, judi, kekerasan, perundungan dan pelecehan seksual, pelanggaran keselamatan di jalan termasuk penggunaan helm saat berkendara.
Dr. Dwikorina juga mendorong sikap aktif dari mahasiswa tentang kesadaran lingkungan hidup.
Dirinya menghimbau agar sebagai mahasiswa baru UKSW terus menggaungkan juga semangat prokes termasuk membuang sampah pada tempatnya, tidak membuang daha kdi sembarang tempat, menjaga agar fasilitas umum di lingkungan kampus tetap bersih dan tertata.
Membagi Waktu Kuliah dengan Kegiatan
Dalam kesempatan yang sama, Ketua Umum Senat Mahasiswa Universitas (SMU) Ivander Carl Pratama Manulang dan Ketua Umum Badan Perwakilan Mahasiswa Universitas (BPMU) Mariano Chrisanto Nataleo Ombo memaparkan materi tentang Lembaga Kemahasiswaan (LK).
Diawali dengan perkenalan fungsionaris SMU dan BPMU, Ivander Manulang dan Mariano Ombo membagikan pengalaman berorganisasi mereka dan juga memperkenalkan apa itu LK, bagaimana proses untuk bergabung, fungsi dan tugas LK sampai bagaimana membagi waktu antara kuliah dengan aktif di LK.
Mariano Ombo dalam sesi tadi mengatakan bahwa banyak hal yang bisa didapatkan ketika bergabung di LK, antara lain adalah mempunyai relasi yang luas dengan teman-teman dari berbagai fakultas.
“Tidak hanya itu, menjadi bagian di LK kita juga bisa belajar membuat program, mengeksekusi kegiatan, melihat suatu permasalahan, manajemen konflik, dan juga belajar public speaking.
Hal ini bisa menjadi bekal terjun ke masyarakat setelah lulus nanti dan menjadi nilai plus bagi kita,” kata Ombo.
Sementara itu, ketika disinggung bagaimana membagi waktu antara kuliah dan LK, Ivander menandaskan hal tersebut kembali ke masing-masing mahasiswa.
“Yang bisa me-manage waktu adalah diri kita masing-masing.
Kita perlu mengingat tujuan utama kita adalah kuliah, karena itu kita harus bisa mengatur waktu,” imbuh Ivander. (*)