UKM Panahan USM Gelar LDK dan Makrab “Gema Sahara” 2025

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG – Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Panahan Universitas Semarang sukses menyelenggarakan Latihan Dasar Kepemimpinan (LDK) dan Malam Keakraban (Makrab) bertajuk Gema Sahara (Gelar Makrab Satukan Harapan Bersama).

Kegiatan berlangsung di Wisma Theresia, Bandungan, pada 26–28 September 2025, diikuti oleh anggota baru maupun lama, serta didampingi pelatih dan pembina UKM Panahan.

Melalui tema Gema Sahara, UKM Panahan mengusung semangat untuk mempererat keakraban, solidaritas, kerja sama, dan kepedulian antarsesama anggota.

Rangkaian kegiatan terdiri dari penyampaian materi tentang kepemimpinan dan sejarah UKM Panahan, permainan kelompok, hingga malam puncak kebersamaan.

Beragam permainan seperti memasukkan sumpit ke dalam botol, culik anak ular, voli air, dan estafet air, menjadi sarana untuk melatih kerja sama, kepercayaan diri, strategi, serta jiwa kepemimpinan melalui persaingan yang sehat.

Pembina UKM Panahan Universitas Semarang, Susanto, menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan wadah pembinaan kader dan calon pemimpin.

“Selamat kami sampaikan untuk calon penerus UKM Panahan yang mengikuti LDK."

"Jadilah pemimpin berkarakter unggul."

"Amanah ini adalah kebanggaan sekaligus kepercayaan dari kampus, semoga sukses,” ujar Susanto saat melepas peserta dari Kampus USM Tlogosari, Semarang.

Baca juga: Bakal Calon Rektor USM 2025–2029 Paparkan Visi Misi Menuju Kampus Unggul

Senada dengan itu, Pelatih UKM Panahan, Sentot Hary Koesworo, menekankan pentingnya menghargai perbedaan demi solidaritas organisasi sebagai prasyarat utama.

Beliau menyatakan, "Malam ini menjadi momentum krusial untuk merekatkan kembali komitmen kolektif."

"Pembentukan solidaritas yang kokoh bukanlah proses yang tanpa hambatan; ia sering kali diwarnai oleh dinamika perbedaan ego, opini, dan perspektif individual."

"Oleh karena itu, kunci untuk mewujudkan organisasi yang berintegritas dan berkualitas terletak pada kemampuan kita untuk secara proaktif menghargai dan mengapresiasi kontribusi serta kerja keras setiap anggota."

“Menciptakan solidaritas itu tidak mudah. Pasti ada perbedaan sudut pandang."

"Karena itu kita perlu saling menghargai kerja keras rekan-rekan untuk membangun organisasi yang berkualitas,” tuturnya.