Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Harga BBM Subsidi Naik dalam Waktu Dekat

satu dampak paling besar dari gejolak harga ekonomi global adalah naiknya harga minyak dunia, yang kemudian mendorong peningkatan inflasi

Editor: Vito
Tribun Jateng/Idayatul Rohmah
ilustrasi - petugas SPBU sedang mengisi BBM. Pertamina 

TRIBUNJATENG.COM, JAKARTA - Harga bahan bakar minyak (BBM) subsidi dipastikan naik dalam waktu dekat. Hal ini berdasarkan kondisi sejumlah indikator, satu di antaranya lonjakan harga minyak dunia.

Hal itu diungkapkan Wakil Ketua III DPD, Sultan Baktiar Najamudin, dalam rapat kerja Komite IV DPD dengan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati. Selain itu rapat juga diiikuti Bappenas dan Bank Indonesia (BI).

Menurut dia, kondisi perekonomian Indonesia tahun ini memang menunjukkan perbaikan dibandingkan tahun lalu.

Namun, kondisi pemulihan itu tetap dihadapkan gejolak ekonomi global yang memberikan dampak ke berbagai aspek, termasuk kenaikan harga BBM subsidi.

Sultan menuturkan, satu dampak paling besar dari gejolak harga ekonomi global adalah naiknya harga minyak dunia, yang kemudian mendorong peningkatan inflasi di banyak negara.

Kondisi minyak dunia itu yang diyakini akan membuat harga BBM subsidi naik. “Dalam waktu dekat hampir dipastikan bahwa BBM (subsidi) pasti naik,” ujarnya, saat membuka rapat kerja di Gedung DPD RI, Kamis (25/8).

Sultan mengungkapkan, DPD menggelar rapat bersama Kemenkeu, Bappenas, dan BI dimaksudkan untuk mendapatkan penjelasan mengenai kondisi terkini dan prospek ekonomi ke depan, khususnya pada 2023.

Pergerakan harga BBM menjadi satu yang dinilai bakal mempengaruhi laju inflasi tahun depan.

"Situasi-situasi yang akan berkembang dalam waktu ke depan, posisi inflasi ke depan yang mungkin sulit dikontrol, ada proyek IKN, dan sebagainya, situasi dalam waktu dekat. Jadi ini forumnya, sehingga kami bisa menyampaikan informasi terakhir yang kami dapatkan dari kementerian ke daerah masing-masing," jelasnya.

Adapun, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, saat ini proses evaluasi kenaikan harga Pertalite masih dilakukan oleh kementerian/lembaga terkait.

Menurut dia, apabila harga BBM subsidi tidak dinaikkan maka akan memberatkan APBN. "Evaluasi sedang dilakukan dalam satu dua hari ini. Minggu ini kami akan melaporkan kepada bapak presiden,” ujarnya.

Sementara, Menkeu Sri Mulyani mengungkapkan, pemerintah memiliki tiga pertimbangan menghadapi gejolak harga minyak dunia dan tingginya beban subsidi BBM.

Ketiganya yakni menaikkan anggaran kompensasi dan subsidi energi sehingga semakin membebani APBN, mengendalikan volume Pertalite dan Solar, atau menaikkan harga Pertalite dan Solar.

Menurutnya, jika tidak ada kenaikan harga BBM subsidi, maka negara harus menambah anggaran subsidi dan kompensasi energi sebesar Rp 198 triliun.

Saat ini, anggaran subsidi dan kompensasi energi untuk 2022 dipatok sebesar Rp 502,4 triliun. Dengan penambahan itu, total anggaran subsidi tahun ini bakal menembus Rp 700 triliun.

Sumber: Kompas.com
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved