Berita Regional
Dusun Sambo di Magelang Mendadak Populer, Sering Jadi Bahan Guyonan Setelah Kasus Irjen Ferdy Sambo
Dusun Sambo di Kecamatan Podosoko, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, mendadak populer.
TRIBUNJATENG.COM, MAGELANG - Dusun Sambo di Kecamatan Podosoko, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, mendadak populer.
Dusun tersebut memiliki nama yang sama dengan mantan Kadiv Propam Mabes Polri Irjen Ferdy Sambo.
Seperti dikatahui, Ferdy Sambo merupakan tersangka kasus dugaan pembunuhan Brigadir Nopriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J.
Baca juga: Warga Pekanbaru yang Ditangkap karena Buat Konten Ferdy Sambo di TikTok Minta Penangguhan Penahanan
Dari pusat Kota Magelang, jarak yang harus ditempuh sekitar 20 kilometer atau sekitar 30-45 menit perjalanan mengendarai sepeda motor.
Akses jalan berbatu, berliku dan melewati perkebunan-perkebunan.

Namun, begitu sampai dusun itu, terlihat bersih dan rapi, bahkan Dusun Sambo baru saja dicanangkan sebagai Kampung Pancasila oleh Pemerintah Kabupaten Magelang.
Tidak sekadar nama, Dusun Sambo ternyata memiliki sejarah tersendiri sejak masa penjajahan Belanda.
Sekretaris Desa Podosoko, Kuwato (56) menceritakan, konon Sambo adalah nama leluhur masyarakat setempat.
Sekitar tahun 1700-an, atau ketika masa penjajahan Belanda, ada seorang musafir bernama Wira Sambo yang pertama kali menemukan tempat di kaki Gunung Merbabu itu.
Menurut Kuwato, Wira Sambo adalah seorang penyebar agama Islam yang kemudian dipanggil Kyai Wikono.
Menurut cerita sesepuhnya, Wira Sambo berasal dari Kasunanan Keraton Solo.
Dahulu terjadi peperangan sehingga punggawa-punggawa dan prajurit lari dari peperangan itu.
"Yang namanya Wira Sambo itu memang sampai sekarang dibuat cikal bakal (kelahiran Dusun Sambo). Wira Sambo adalah musafir, penyebar agama Islam, menjadi orang yang pertama kali masuk di wilayah dusun ini, yang waktu itu belum ada namanya," terang Kuwato, saat ditemui di rumahnya, pada Kamis (25/8/2022).
Wira Sambo tiba dan tinggal bersama istrinya bernama Dewi Sekar Kenanga.
Nama sang Istri juga diabadikan menjadi nama Dusun Kenanga (dibaca Kenongo-red) yang terletak tidak jauh dari Dusun Sambo.
Wira Sambo atau Kiai Wikono dan istrinya kemudian melahirkan keturunan-keturunan yang kini masih banyak yang tinggal di Dusun Sambo dan sekitarnya.
Masyarakat sampai sekarang masih menggelar tradisi-tradisi untuk mengormati leluhur, termasuk Kiai Wikono.
Di antaranya, tradisi Nyadran yang digelar setiap tanggal 10 bulan Ruwah dalam kalender Islam.
Pada saat Nyadran itu, seluruh masyarakat berkumpul untuk menggelar doa bersama untuk leluhur.
Beberapa warga juga melakukan ziarah ke makam Kiai Wikono yang ada di pemakaman dusun.
"Sebagian besar warga di sini adalah keturuan Kiai Wikono, ada juga yang tinggal di luar dusun, tapi kalau Nyadran kami semua berkumpul, berdoa bersama dan menggelar tradisi-tradisi. Warga yang ikut Nyadran bisa sampai 600-700-an orang," terang Kuwato yang merupakan keturuan ke-8 Kiai Wikono.
Kuwato menyebutkan, Dusun Sambo dihuni sekitar 100 Kepala Keluarga (KK) dengan jumlah penduduk 289 jiwa.
Sebagian besar masyarakat adalah petani dan pedagang, hampir tidak ada warga yang berprofesi sebagai pegawai maupun aparat negara.
Walapun demikian, masyarakat sangat menjunjung nilai toleransi dan gemar bergotong-royong. Tingkat pendidikannya juga beragam dari SD hingga perguruan tinggi.
Jadi bahan guyon
Sejak nama Sambo ramai dibicarakan karena kasus pembunuhan yang melibatkan anggota polisi Irjen Ferdy Sambo, dusun ini pun ikut menjadi bahan guyonan masyarakat, terutama dari luar daerah.
Mereka penasaran, bahkan ada yang tidak tahu jika ada Dusun Sambo di Kabupaten Magelang.
"Sering sekali ditanya sama warga dari luar (luar Dusun) "gimana, Sambo aman, Pak?" begitu," cerita Kuwato sembari tertawa.
"Ada juga yang bertanya apakah di Dusun Sambo ada warga bernama Ferdy.
Saya bilang kalau di Dusun Sambo, Ferdy akan menjadi Pardi," ucap dia sembar tertawa.
Kuwato sendiri pertama kali mendengar nama Sambo di televisi karena kasus krinimal tersebut.
Awalnya dia juga penasaran asal muasal Ferdy Sambo.
Sempat terbesit Ferdy Sambo adalah keturunan Wira Sambo, leluhurnya.
"Di televisi ada Sambo itu, saya pribadi berpikir kenapa kok dusun saya, Dusun Sambo kok dibawa-bawa ke sana.
Setahu saya tulisan yang dieja Sambo itu juga hanya dusun saya.
Saya juga bertanya-tanya apakah Ferdy itu asal usulnya dari Dusun Sambo," ungkap Kuwato.
Dia juga tidak tahu asal keturunan dan kampung halaman Ferdy Sambo.
Sejauh ini, Kuwato memastikan tidak ada kaitan Ferdy Sambo dengan nama Dusun Sambo. (*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Mengenal Dusun Sambo di Magelang, yang Mendadak Populer Setelah Kasus Irjen Ferdy Sambo"
Baca juga: Ketua IPW Ungkap soal Telepon dari Anggota DPR yang Sebut Irjen Ferdy Sambo Korban