301 Jemaah Haji Asal Kabupaten Semarang Diterima Secara Resmi Oleh Bupati Ngesti di Ungaran

TRIBUNJATENG.COM, UNGARAN - Sebanyak 301 jemaah haji asal Kabupaten Semarang yang menunaikan ibadah haji di Makkah, Arab Saudi pada 2022 ini telah kembali di daerahnya masing-masing dalam kondisi sehat.

Secara resmi, mereka diterima oleh Bupati Semarang, Ngesti Nugraha di Pendopo Rumah Dinas Bupati Semarang, Ungaran pada Selasa (30/8/2022) hari ini.

Ngesti meminta kepada para haji untuk menjaga perilaku usai menjalankan ibadah haji di Tanah Suci.

“Tantangan bagi Bapak Ibu sekalian setelah berpredikat haji adalah menjaga kemabrurannya. 
Jagalah perilaku sehari-hari di lingkungan masyarakat," katanya.

Penerimaan jemaah haji asal Kabupaten Semarang itu juga diisi mauidhoh hasanah oleh Ketua Rois Syuriah PC NU, KH Nurkholis Tohir.

Sementara itu, dari penuturan Kepala Kantor Kementerian Agama (Kemang) Kabupaten Semarang, H Nurudin, semua jemaat telah pulang dalam kondisi lengkap.

“Baik petugas dan jemaah haji Kabupaten Semarang telah kembali sesuai jadwal dalam kondisi lengkap sebagaimana jumlah ketika keberangkatan.Begitu juga dengan barang-barang bawaan para jamaah, seluruhnya juga lengkap tidak ada yang tertinggal di Arab Saudi,” ujarnya.

Setiap jemaah haji, lanjutnya, juga telah mendapatkan air zam-zam masing-masing lima liter.
Para jemaah haji terdiri dari dua kloter, yakni Kloter 36 dan Kloter, serta dua jamaah haji tambahan kloter 44.

Para petugas haji terdiri atas satu orang TPHI, satu orang TPIHI, satu orang TKHI, satu orang paramedis, serta dua orang PHD.

Kloter 36 sendiri tiba di Debarkasi Bandara Adi Sumarmo Solo (SOC) pada 10 Agustus 2022 lalu pukul 00.35 WIB.

Sedangkan Kloter 37 juga datang pada hari yang sama namun tiba pukul 06.35 WIB.

Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) juga telah melaksanakan penjemputan dua  jamaah haji tambahan yang tergabung pada JKG 029 Kloter 44 SOC pada 8 Agustus 2022 pukul 23.45 WIB, di Asrama Haji Donohudan Solo.

Nurudin mengatakan, pihaknya akan mengevaluasi sejumlah kekurangan yang terjadi agar penyelenggaraan ibadah haji ke depannya akan lebih baik. (*)