Berita Kudus
Potret Kemiskinan di Kudus, Endang Tinggal di Rumah Tidak Layak dengan Anaknya yang Lumpuh Total
Ibu berusia 36 tahun harus menanggung malangnya nasib karena anak semata wayangnya berusia 6 tahun yang lumpuh total
Penulis: Rifqi Gozali | Editor: muslimah
Kakinya lunglai seperti tak bisa digerakkan.
Matanya membelalak.
Dari mulutnya acap kali keluar air liur. Kadang keluar suara teriakan, kadang juga tangisan.
"Hanya itu yang bisa dia lakukan, kalau tidak teriak ya menangis. Hanya itu bisanya," kata Endang.
Pekerjaan Endang sebagai seorang buruh pabrik rokok upahnya hanya cukup untuk makan sehari-hari dan memenuhi kebutuhan susu dan bubur bayi untuk asupan nutrisi anaknya.
Saat dia bekerja sang anak di rumah bersama kakeknya.
"Tidak bisa makan nasi, bisanya makannya susu dicampur bubur bayi," kata dia.
Sebagai buruh pabrik rokok, biasanya dia hanya mampu mendapat upah tidak lebih dari Rp 50 ribu per hari.
Tugasnya di pabrik adalah membatil atau merapikan batang rokok setelah dilinting.
Per seribu batang dia dapat upah Rp 16 ribu. Dalam sehari dia hanya mampu mendapat 3 ribu batang.
Pekerjaannya tidak bisa maksimal lantaran setiap malam di rumah dia harus sibuk mengurus anaknya.
"Jadi kadang juga dengan ngantuk-ngantuk," katanya.
Pendapatan yang pas-pasan dan hanya cukup untuk makan membuat Endang tidak bisa berbuat banyak.
Kendaraan tidak mampu beli kecuali sepeda tua yang saat ini dimiliki.

Rumah tinggal pun ala kadarnya.