Berita Semarang
Perkuat Halal Value Chain, BI Jateng Gelar Festival Jateng Syariah 2022
KPwBI Provinsi Jateng komitmen mendorong transformasi ekonomi syariah di Indonesia.
Penulis: Idayatul Rohmah | Editor: sujarwo
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Provinsi Jawa Tengah berkomitmen mendorong transformasi ekonomi syariah di Indonesia, khususnya Jawa Tengah dalam memperkuat pemulihan ekonomi nasional.
Komitmen tersebut di antaranya diwujudkan dengan kegiatan rangkaian Festival Jateng Syariah (Fajar) 2022, yang kini sampai pada kegiatan puncak Road to Fesyar diselenggarakan di Hotel Tentrem Semarang, Rabu (31/8/2022).
Acara dihadiri oleh Deputi Gubernur Bank Indonesia Doni P Joewono, Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen, dan berbagai narasumber dari akademisi hingga praktisi perkembangan ekonomi dan syariah nasional.
Kepala KPwBI Jateng Rahmat Dwisaputra menyatakan, Pelaksanaan Fajar 2022 merupakan kali ketiga diselenggarakan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Tengah sejak 2019.
Adapun tema yang diusung pada tahun ini adalah “Memperkuat Halal Value Chain dalam Pengembangan Ekonomi Syariah di Jawa Tengah”.

Tema ini diangkat sejalan dengan peningkatan demand pasar produk barang/jasa berlabel halal di Indonesia, sehingga perlu didukung oleh ekosistem halal value chain yang lebih kondusif.
Dia menyebutkan, terdapat 6 strategi utama yang menjadi kunci keberhasilan pengembangan halal value chain yakni penguatan sektor pertanian terintegrasi, penguatan sektor industri pengolahan, penguatan sektor energi terbarukan, pengembangan sektor wisata halal, penguatan kelembagaan dan penguatan dukungan pemenuhan infrastruktur pendukung.
"Strategi ini diharapkan dapat memberikan daya ungkit bagi perkembangan halal value chain di Indonesia, sehingga prestasi Indonesia semakin solid di tingkat global," kata Rahmat di sela acara.
Rahmat lebih lanjut menyatakan, salah satu upaya nyata yang dilakukan KPwBI Jateng dalam mencapai milestone pengembangan halal value chain ke depan adalah melalui peningkatan peran pondok pesantren.
Menurut dia, pondok pesantren menjadi salah satu fokus utama pembentukan embrio halal value chain, sejalan dengan potensi sumber daya pondok pesantren yang relatif besar.
Hingga saat ini, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Tengah telah membina sebanyak 31 pondok pesantren sejak 2018.
Dari jumlah tersebut, potensi pondok pesantren di gali lebih dalam sesuai dengan keunggulan kompetitif masing-masing, mulai dari aspek industri pengolahan makan minum, pertanian dan perkebunan, hingga industri kreatif.

Pada acara puncak Fajar tersebut, juga dilaksanakan penyerahan simbolis Program Sosial Bank Indonesia (PSBI) kepada pondok pesantren, penyerahan Sertifikat Jaminan halal kepada pelaku usaha, penyerahan MoU kerjasama pilot project model bisnis Himpunan Ekonomi Bisnis Pesantren (HEBITREN) serta launching aplikasi Jasirah (Jejak Wisata Sejarah) yang menyediakan informasi destinasi wisata berdasarkan sejarah Mataram Islam dan Mataram Hindu/Budha.
Rahmat mengatakan, pihaknya mengembangkan aplikasi Jejak Wisata Sejarah (Jasirah) sebagai salah satu wujud perhatian terhadap pariwisata ramah Muslim, sehingga masyarakat menjadi lebih nyaman dalam hal pengalaman berwisata.
"Harapan dengan aplikasi ini menawarkan pariwisata tematik. Jadi selama ini pariwisata ada alam dan kuliner. Ini ada wisata sejarah," ungkapnya.
Adapun lebih lanjut dikatakan, aplikasi Jasirah bisa diunduh di Playstore maupun Appstore. Dalam aplikasi tersebut terdapat dua fitur yang memuat mengenai Mataram.
"Macam-macam kerajaan peradaban ada di Jateng mulai dari Mataram Hindu, Majapahit, dan Islam. Nah Mataram Hindu dan Islam kami masukkan ke aplikasi Jasirah.
Ini tersebar di kawasan Joglosemar, sehingga integrasi pariwisata di tiga daerah ini bisa kita rajut ke dalam dua wisata religi baik yang Mataram Hindu maupun Mataram Islam. Di setiap jejak sejarah di aplikasi tersebut akan keluar penjelasan atau sejarah singkatnya. Itu kami kerja sama dengan dua sejarawan Undip," terangnya.
Deputi Gubernur Bank Indonesia Doni P Joewono pada kesempatan sama mengatakan, dirinya menyambut baik atas diselenggarakannya kegiatan Road to Fesyar di Semarang ini.
Disebutkan lebih lanjut, Road to Fesyar ini juga dilaksanakan tidak hanya di Jawa Tengah, tetapi juga di berbagai wilayah seperti Sumatera dan Sulawesi. Adapun kegiatan utama dilaksanakan di Surabaya.
"Kami terus mengakselerasi pemberdayaan ekonomi syariah, termasuk dengan isu-isu terkini seperti masalah pangan untuk bisa juga berkontribusi menghasilkan.
Kemudian, halal value chain kami mendorong dari hulu sampai hilir.
Kami berharap fashion dan halal food ini tidak hanya dikonsumsi di Indonesia, tetapi juga ekspor.
Kami juga pikirkan untuk bisa bikin fashion week seperti di New York, tapi busana muslim karena produk kita cukup bagus. Seperti tenun troso yang saya pakai ini, kami berharap bisa dikenalkan ke dunia," ungkapnya.
Melalui pelaksanaan Festival Jateng Syariah 2022 diharapkan dapat semakin memperkuat peningkatan linkage program antar pelaku ekonomi syariah baik dari sisi Pemerintah, Akademisi, Pelaku Usaha hingga Masyarakat Umum dalam mencapai momentum perkembangan ekonomi syariah nasional. Sehingga, diharapkan mampu menjadikan ekonomi syariah sebagai salah satu sumber pertumbuhan perekonomian baru di Indonesia.
Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen menambahkan, program KPwBI Jateng ini sejalan dengan upaya yang dilakukan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah untuk mendorong pariwisata halal.
Disebutkan lebih lanjut, untuk mendorong wisata halal di Jateng sendiri pihaknya di antaranya telah menunjuk sejumlah pesantren dalam penyembelihan yang halalan toyyiban.
"Kami Provinsi Jawa Intens mempersiapkan bersama stakeholder yang ada untuk melatih juru sembelih. Kami sudah meluluskan sebanyak 100 sertifikat halal. Halalan toyyiban dari segi halalnya mungkin sudah selesai, tapi apakah terjamin toyyibannya ini kami mendorong betul.
Kalau mau menyebarkan wisata halal ini kami menunjuk pesantren yang penyembelihannya halal dan toyyiban, sehingga benar-benar terjamin kesehatannya. Insya Allah, Jateng bagian timur mulai dibangun tempat penyembelihan ayam.
Kami minta kalau bisa ada pengawasnya tiap hari karena perbankan saja tiap saat dicek, kenapa tidak untuk wisata halal?
Tidak menutup kemungkinan Indonesia menyerap wisatawan mancanegara untuk disajikan makanan yang benar-benar representatif," imbuhnya. (*)