Suharso Monoarfa Dicopot
Khofifah dan Mahfud MD Dinilai Cocok Isi Kursi Ketua Umum PPP Gantikan Suharso Monoarfa
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa bisa menjadi salah satu figur alternatif untuk mengisi kekosongan jabatan ketua umum DPP PPP.
TRIBUNJATENG.COM, PAMEKASAN - Pengamat politik sekaligus pengajar Ilmu Komunikasi Politik di IAIN Madura, Mohammad Ali Humaidi menjelaskan, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa bisa menjadi salah satu figur alternatif untuk mengisi kekosongan jabatan ketua umum DPP PPP.
Menurutnya, kekosongan pimpinan definitif DPP PPP pasca-pencopotan Suharso Monoarfa sebagai ketua umum dalam Musyawarah Kerja Nasional (Mukernas) di Serang, Banten, membuat partai berlambang kakbah ini harus segera menentukan figur yang tepat.
Sebab, jika dibiarkan kosong, maka akan berdampak pada nasib PPP pada Pemilu 2024 mendatang.
Khofifah, menurut Ali Humaidi, memiliki rekam jejak politik yang bagus sepanjang karirnya.
Bahkan, Khofifah dinilai bisa menambah suara PPP dengan kekuatannya sebagai Ketua Umum Muslimat NU.
"Modal sosial dan modal politik Khofifah bisa membantu PPP menyelesaikan masalah internal dan eksternal menjelang Pemilu 2024," terang Ali Humaidi saat berbincang melalui sambungan telepon seluler, Selasa (6/9/2022).
Pria yang juga Wakil Rektor III IAIN Madura ini menambahkan, Khofifah juga punya pengalaman bersama PPP saat menjadi anggota DPR.
Meski sempat pindah ke PKB, namun hal itu tak akan berpengaruh terhadap model kepemimpinan di PPP.
Namun, Khofifah akan berhadapan dengan problem klasik soal boleh dan tidaknya perempuan menjadi ketua partai.
Menurutnya, ulama salaf di PPP masih kontroversi menyikapi perempuan menduduki pimpinan organisasi.
"Kalau problem gender di PPP sudah clear, saya kira Khofifah sangat bisa diharapkan," imbuhnya.
Tokoh lain seperti Mahfud MD, menurut Ali, bisa juga mengisi posisi Ketum PPP karena adanya kesamaan latar belakang ideologi politik dan platform politik Mahfud MD dan PPP.
Namun, Menteri Koordinator Politik Hukum dan Hak Asasi Manusia (Menko Polhukam) ini belum tentu mau mengisi kekosongan itu.
Sebab, Mahfud MD saat ini masih setia dengan kelompok Gus Dur dan keluarga Gus Dur.