Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Jateng

Minimnya Jumlah SPKLU di Jateng Jadi Kendala Mobil Listrik, Djuanda Harus Nunggu Berjam-jam

Mobil listrik terus mendapat hati masyarakat di Indonesia. Lebih efisien di tengah melambungnya harga BBM, jadi keunggulan untuk mobil listrik.

Penulis: budi susanto | Editor: rival al manaf
Tribun Jateng/ Budi Susanto
Sebuah mobil listrik dengan plat nomor luar Jateng, masuk ke kawasan Kota Lama Semarang beberapa waktu lalu. 

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Mobil listrik terus mendapat hati masyarakat di Indonesia.

Lebih efisien di tengah melambungnya harga BBM, jadi keunggulan untuk mobil listrik.

Peningkatan pengguna mobil listrik di Indonesia juga terjadi.

Hal itu sesuai data yang didapat dari Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo).

Baca juga: Empat Barang Bukti Penganiayaan yang Tewaskan Santri di Ponpes Gontor, Ada Tongkat yang Patah

Baca juga: Suharso Monoarfa Dicabut Jadi Ketum PPP, Ini Tanggapan Ketua DPC Purbalingga Menjelang Pemilu 2024

Baca juga: Rencana Erik Ten Hag Terhadap Ronaldo di Manchester United Diduga Memang Bukan Untuk Liga Inggris

Pada 2020, 121 unit mobil listrik berbasiskan baterai dibeli masyarakat Indonesia.

Angka itu mengalami peningkatan mencapai 70 persen pada Mei 2021.

Di mana jumlah mobil listrik yang dibeli masyarakat mencapai 395 unit.

Meski demikian peningkatan tersebut tak diimbangi dengan infrastruktur yang ada.

Beberapa pengguna mobil listrik bahkan mengeluhkan langkanya tempat pengisian daya.

Terutama pengguna mobil listrik dari Jakarta saat melintas di wilayah Jateng sisi selatan.

Djuanda, satu di antara pengguna mobil listrik asal Jakarta misalnya.

Yang mengeluhkan tempat pengisian daya untuk mobil listrik saat melintas di Jateng.

"Kalau mau ke Jateng kesulitan mencari tempat pengisian daya, memang ada di jalan tol tapi hanya dua unit, kalau yang mau mengisi 4 mobil saja harus nunggu berjam-jam," terang Djuanda, Rabu (7/9/2022).

Dilanjutkannya, di jalur tengah Jateng masih ada beberapa tempat pengisian daya, namun lainnya halnya jika berjalan ke Jateng sisi selatan.

"Misalnya mau ke Purwokerto, Purbalingga dan Banjarnegara, saya yakin pengguna mobil listrik tak akan mau, di sana tidak ada tempat pengisian," jelasnya.

Menurutnya pemerintah menggembar-gemborkan energi terbarukan dan migrasi ke kendaraan listrik, namun tak didukung dengan infrastruktur.

"Ya sama saja, padahal mobil listrik sangat efisien. Tapi sampai sekarang seperti tidak ada dukungan nyata dan terkesan hanya jargon mengenai peralihan energi terbarukan," terangnya.

Adapun tempat pengisian daya di Jateng memang sangat minim.

Baca juga: Chord Kunci Gitar Start Over Gaho OST Itaewon Class

Baca juga: Begini Tanggapan Ganjar Pranowo Terkait Safari Politik Puan Maharani

Baca juga: Cerita Penjudi Sabung Ayam di Demak, Ayam Jago Babak Belur, Dia yang Dapat Untung

Pengisian daya untuk mobil listrik hanya ada di jalur utama Jateng.

Itu pun hanya tersebar di beberapa titik dengan tak lebih dari 3 Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) di setiap titiknya.

Data dari PLN Jateng DIY, di wilayah Jateng dan DIY hanya ada 8 titik SPKLU.

SPKLU itu ada di PLN Semarang, SPKLU rest area 379A, res area 519A, rest area 519B, rest area 389B, SPKLU PLN Surakarta, SPKLU Yogyakarta, dan SPKLU UID Jateng DIY.

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved