Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Regional

Santri Meninggal Diduga Dianiaya, Ponpes Gontor Awalnya Ngaku Almarhum Kelelahan Seusai Kemah

Santri Pondok Pesantren (Ponpes) Gontor meninggal dunia diduga dianiaya. Namun, pihak Gontor membeberkan jika santri meninggal akibat kelelahan

Penulis: Ardianti WS | Editor: galih permadi
GOOGLE
Santri Meninggal Diduga Dianiaya, Ponpes Gontor Awalnya Ngaku Almarhum Kelelahan Seusai Kemah 

TRIBUNJATENG.COM- Santri Pondok Pesantren (Ponpes) Gontor meninggal dunia diduga dianiaya.

Namun, pihak Gontor yang diwakili Ustadz Agus membeberkan jika santri berinsial AM itu meninggal akibat kelelahan seusai kemah.

Mulanya, pihak Ponpes Gontor menginformasikan kepada keluarga bahwa AM meninggal dunia pada Senin (22/8/2022).

Kemudian pihak Ponpes Gontor mengantarkan jenazah AM dan tiba di Palembang pada Selasa (23/8/2022) siang.

Setiba di rumah keluarga AM, Ustadz Agus menyampaikan bahwa AM meninggal di kamar mandi diduga kelelahan setelah perkemahan Kamis-Jumat.

Ustadz Agus mebeberkan jika AM adalah ketua kegiatan Perkemahan Kamis-Jumat (Perkajum).

AM memiliki banyak tanggungjawab yang diemban sehingga kelelahan.

Soimah, ibunda AM mengatakan dirinya tidak megenali Ustadz Agus.

"Saya tidak tahu siapa ustad Agus itu, hanya sebagai perwakilan,” kata Soimah.

Soimah kemudian mendapat informasi dari wali santri lain yang menyebut AM meninggal karena penganiayaan bukan kelelahan.

Mendapat informasi itu, keluarga kemudian meminta agar peti jenazah AM dibuka.

Dari situ kemudian keluarga menduga AM tewas diduga karena dianiaya.

“Sungguh sebagai ibu saya tidak kuat melihat kondisi mayat anak saya demikian begitu juga dengan keluarga. Amarah tak terbendung, kenapa laporan yang disampaikan berbeda dengan kenyataan yang diterima. Karena tidak sesuai, kami akhirnya menghubungi pihak forensik dan pihak rumah sakit sudah siap melakukan autopsi,” jelasnya.

Setelah didesak, pihak Gontor 1 yang mengantarkan jenazah AM, mengakui bahwa AM menjadi korban kekerasan.

“Saya pun tidak bisa membendung rasa penyesalan saya telah menitipkan anak saya di sebuah pondok pesantren yang nota bene nomor satu di Indonesia,” ungkapnya.

Usai mendapatkan pengakuan dari pihak pondok pesantren, Soimah memutuskan untuk tidak jadi melakukan autopsi karena tidak ingin tubuh putranya tersebut "diobarak-abrik".

Curhatan pilu Soimah itu lantas mendapat respons dari Hotman Paris.

Pengakuan Ponpes Gontor

Sehari setelah video ibunda AM menangis diunggah Hotman Paris, pihak Ponpes Gontor akhirnya buka suara, Senin (5/9/2022).

Dalam pernyataan resminya, Ponpes Gontor mengakui AM tewas diduga karena dianiaya.

"Berdasar temuan tim pengasuhan santri, kami memang menemukan adanya dugaan penganiayaan yang menyebabkan almarhum wafat. Menyikapi hal ini, kami langsung bertindak cepat dengan menindak/menghukum mereka yang terlibat penganiayaan tersebut," demikian bunyi salah satu poin pernyataan yang dikeluarkan oleh Juru Bicara Ponpes Gontor, Noor Syahid.

Selain itu, Ponpes Gontor juga menyampaikan duka cita dan permintaan maaf terkait pengantaran jenazah AM yang dianggap tidak jelas dan terbuka.

Pelaku santri Ponpes Gontor

Polisi sebut sudah kantongi identitas pelaku

Polres Ponorogo menyatakan telah melakukan penyelidikan atas tewasnya AM.

Bahkan, saat ini polisi mengatakan telah mengantongi identitas terduga pelaku.

Polisi menyebut, penganiayaan terhadap AM diduga dilakukan oleh sesama santri.

Namun, polisi belum mau mengungkap jumlah dan identitas pelaku.

“Terduga pelaku dari kalangan dari santri juga. Untuk terduga pelaku nanti kita sampaikan lagi karena ini masih dalam proses penyidikan,” kata Kapolres Ponorogo, AKBP Catur EWahyu Wibowo, Senin (5/9/2022), dikutip dari Kompas.com.

Dalam kasus ini, Catur menyatakan telah memeriksa sejumlah saksi setelah pihak Ponpes Gontor resmi melaporkan kasus meninggalnya AM.

Hingga saat ini, dikatakan Catur, sudah ada tujuh saksi yang diperiksa, yaitu santri berinisial RM dan N, serta lima saksi yang terdiri dua dokter dan tiga ustad.

Ia menyebutkan motif penganiayaan diduga dipicu karena kesalahpahaman.

Hanya untuk kepastian akan didalami lagi karena butuh waktu dan proses.

5. Korban tidak hanya satu orang

AKBP Catur menyatakan korban dugaan penganiayaan ini tidak hanya AM.

Ada dua korban lainnya, namun keduanya beruntung tidak sampai meninggal dunia.

Dua korban lainnya saat masih dirawat.

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved