Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Pekalongan

Mengenal 'Job Fair' Legendaris di Pekalongan, Digerakan Kuli Bendo, Digelar Setiap Pagi

Tiap paginya ada sekira 250 sampai 300 orang berkumpul di Perempatan Bendo Buaran, tepatnya di sepanjang Jalan Letjen Suprapto, Kota Pekalongan. 

Tribun Jateng/ Fajar Bahruddin
Suasana ramai di Jalan Letjen Suprapto atau sekitar Perempatan Bendo Kota Pekalongan, Sabtu (10/9/2022). Kawasan tersebut menjadi bursa kerja bagi buruh lepas batik.  

Ada bos ke sini cari satu dua orang, kalau dapat lalu diajak ke pabrik atau rumahnya untuk kerja," kata Sa'ban, warga Desa Dadirejo, Kabupaten Pekalongan, kepada tribunjateng.com, Sabtu (10/9/2022).

Sa'ban mengatakan, tiap harinya ada sekira 250 sampai 300 orang yang datang ke Perempatan Bendo. 

Mereka datang dari berbagai kelurahan di kabupaten dan Kota Pekalongan

Seperti dari Kelurahan Kramatsari, Jenggot, Buaran, ataupun dari Desa Bojong dan Sragi.

Ia mengatakan, kerjannya dibayar harian mulai dari Rp 110 ribu, Rp 125 ribu, Rp 130 ribu, dan paling tinggi biasanya Rp 150 ribu.

"Untuk upah nominalnya tergantung bos, berbeda-beda mulai dari Rp 110 ribu sampai Rp 150 ribu. 

Tapi untuk jam kerja sendiri mulai pukul 08.00 sampai pukul 15.00," ujarnya.

Perajin batik lain, Danwoyo Slamet (58) mengatakan, rutinitas ini sudah menjadi kearifan lokal yang diketahui oleh seluruh masyarakat Kota Pekalongan

Bahkan sudah ada sejak 30 tahunan lalu.

Ia sendiri sudah sejak 20 tahun lalu menjadi buruh lepas batik di Perempatan Bendo.

Para buruh lepas menunggu bos-bos batik datang untuk menawarkan pekerjaan. 

"Iya, bosnya ke sini lalu tanya mau kerja gak? Ayo kerja di tempat saya," ungkap Slamet, menirukan gaya bos batik.

Slamet mengatakan, bos batik saat menawarkan kerja kebutuhannya pun berbeda-beda.

Baca juga: Pengakuan Jose Mourinho Setelah AS Roma Kalah Dua Kali Beruntun di Liga Italia dan Liga Eropa

Baca juga: Jadwal La Liga Spanyol Pekan Ini Real Madrid Vs Mallorca, Cadiz Vs Barcelona, Atletico Vs Celta Vigo

Baca juga: 5 Catatan Gemilang Riyan Usai Hattrick untuk PSIS, Samai Bruno Silva Hingga Persembahan untuk Bunda

Ada yang hanya butuh satu orang.

Tetapi ada yang mencari dua orang, bahkan biasanya paling banyak sampai delapan orang.

Menurut Slamet, Perempatan Bendo sepi dari buruh lepas batik saat sedang hujan deras.

Tetapi biasanya tetap ada satu dua orang yang datang.

"Jadi memang dari berbagai desa, beberapa buruh bahkan ada yang dari Pemalang dan Batang. Jadi perempatan ini itu titik kumpul," katanya. (fba)

Sumber: Tribun Jateng
Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved