Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Semarang

Respons Hendi Soal Dugaan Pembunuhan Pegawai Bapenda Iwan Budi: Kami Mengutuk

Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi mengutuk oknum yang melakukan dugaan pembunuhan terhadap pegawainya di Bapenda, Iwan Budi.

Penulis: Eka Yulianti Fajlin | Editor: m nur huda

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi mengutuk oknum yang melakukan dugaan pembunuhan terhadap pegawainya di Badan Pendapatan Daerah (Bapenda), Iwan Budi.

"Kami mengutuk perbuatan yang dilakukan oleh siapapun kepada kawan kami yang bernama Pak Iwan," tegas Hendi, sapaannya, Selasa (13/9/2022). 

Dia berharap, aparat kepolisian bisa segera mengungkap kasus ini dan menemukan pelaku dugaan pembunuhan terhadap pegawai Pemkot Semarang tersebut. 

Iwan Budi dan kondisi motor hangus terbakar
Iwan Budi dan kondisi motor hangus terbakar (istimewa)

"Kami harap Kapolrestabes bisa segera mengungkap kasus ini dengan baik," ucapnya. 

Polrestabes telah memberikan informasi kepadanya terkait temuan mayat tanpa kepala yang terbakar termasuk kendaraannya.

Diindikasi, mayat tersebut merupakan rekannya di Pemerintah Kota Semarang yakni Iwan Budi yang hilang sejak 24 Agustus lalu. 

"Meski Pak Kapolrestabes menyampaikan belum 100 persen valid, masih cek DNA. Tapi, dari bukti yang ada, motor, nametag, handphone, itu semua milik Pak Iwan," jelas Hendi. 

Berharap Bukan Iwan

Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Kota Semarang tidak mengetahui secara detail kasus dugaan korupsi yang menyeret pegawainya, Iwan Budi, sebagai saksi. 

Kepala Bapenda Kota Semarang, Indriyasari mengatakan, kasus dugaan korupsi yang tengah didalami pihak kepolisian merupakan kasus pada 2010 silam.

Itu tidak terjadi di instansinya karena saat itu belum dibentuk Bapenda. 

Kepala Bapenda Kota Semarang, Indriyasari
Kepala Bapenda Kota Semarang, Indriyasari (TribunJateng.com/Eka Yulianti Fajlin)

Iin, sapaannya, menjelaskan, Bapenda dan Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) masih menjadi satu instansi bernama Dinas Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (DPKAD) pada 2010 silam.

Sehingga, dia tidak mengetahui secara detail kasus dugaan korupsi tersebut. 

"Saat itu Bapenda dan BPKAD masih jadi satu namanya DPKAD. Kami tidak tahu kasusnya bagaimana," ungkap Iin, Senin (12/9/2022).

Iwan budi, lanjut dia, juga baru satu kali mendapat panggilan dari pihak kepolisian sebagai saksi.

Bahkan, yang bersangkutan belum sempat memberikan kesaksian.

Menurutnya, sejauh ini tidak ada pegawai Bapenda lainnya yang dipanggil sebagai saksi atas dugaan kasus korupsi yang tengah didalami Polda Jateng. 

Di sisi lain, Bapenda masih terus menunggu kabar baik atas hilangnya Iwan Budi sejak 24 Agustus lalu.

Pihaknya terus berkomunikasi dengan keluarga terkait hilangnya pegawai Bapenda tersebut. 

"Termasuk beberapa waktu lalu, keluarga insting ke daerah Marina. Tidak tahu, sekarang ada berita seperti ini," katanya. 

Iin mengatakan, Bapenda telah mendapatkan laporan terkait penempuan jenazah di wilayah Marina yang ciri-cirinya mengarah kepada Iwan Budi mulai dari jenis sepeda motor hingga papan nama bertuliskan Iwan Budi.

Namun, pihaknya masih menunggu hasil forensik yang dilakukan kepolisian terhadap jenazah tersebut.

"Hasil forensik akan keluar dua minggu. Kami harap itu bukan Pak Iwan. Kami harap dimanapun dia berada kondisinya baik, bisa kembali kumpul dengan keluarga dan Bapenda," ucapnya. 

Iin mengaku kenal dengan Iwan Budi sejak  Januari lalu atau sejak dirinya menjabat sebagai Kepala Bapenda.

Menurutnya, Iwan merupakan pegawai yang baik dan serius dalam menjalankan pekerjaannya.

Bahkan, Iwan hampir tidak pernah ada permasalahan dengan rekan kerja. 

"Kami menilai dia baik-baik saja, kariernya bagus. Sampai saat ini, kami masih menunggu. Mudah-mudahan dua minggu ada perkembangan yang baik," katanya. (eyf)

TONTON JUGA DAN SUBSCRIBE :

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved