Berita Sukoharjo
Hindari Praktik Ijon, Petani di Sukoharjo Belajar Pengubinan
Untuk memperkirakan hasil panen bisa menggunakan metode pengubinan. Ini sekaligus bisa menghindarkan petani dari praktik ijon yang bisa merugikan
Penulis: khoirul muzaki | Editor: muslimah
TRIBUNJATENG.COM, SUKOHARJO - Panen adalah masa paling dinanti petani setelah mereka kerja keras menanam dan merawat lahan berbulan-bulan.
Hasil panen sebenarnya dapat diperkirakan sebelumnya
Untuk memperkirakan hasil panen bisa menggunakan metode pengubinan. Ini sekaligus bisa menghindarkan petani dari praktik ijon yang bisa merugikan.
Wakil Bupati Sukoharjo, Agus Santosa sempat mendampingi Inspektur Jenderal Kementerian Pertanian, Jan Marinka menyaksikan ubinan padi di Desa Kateguhan, Kecamatan Tawangsari, Senin lalu (12/9/2022).
Irjen Kementan ingin menyaksikan langsung hasil ubinan padi di Kabupaten Sukoharjo yang tengah menjalankan program IP 400.
“Pengubinan merupakan istilah yang biasa digunakan oleh petugas pertanian maupun statistik untuk menghitung secara cepat dan sederhana hasil panen produk pertanian tidak hanya padi sawah,” ujarnya, Rabu (14/9/2022)
Menurutnya, teknik ubinan paling umum digunakan untuk memperkirakan potensi hasil gabah dalam luasan 1 hamparan (1 ha) sehingga dengan hasil tersebut dapat dilakuan evaluasi bersama untuk perbaikan usaha tani dimasa yang akan datang.
Saat ini, di Kabupaten Sukoharjo sudah tidak memungkinkan menambah luas lahan sawah.
Sehingga inovasi teknologi di Bidang Pertanian mutlak harus dilaksanakan untuk meningkatkan produksi padi baik berupa Optimalisasi peningkatan Indeks Pertanaman (IP400), mekanisasi pertanian, penggunaan benih Varietas Unggul Baru dan peningkatan kesuburan tanah menggunakan pupuk organik yang berkualitas.
Diharapkan kegiatan pengubinan dapat membuka pengetahuan petani tentang prediksi produksi gabah panennya.
Hasil hitungan ini diharapkan bisa mengubah kesadaran petani yang selama ini masih terjerat sistem ijon.
Kegiatan tersebut juga menjadi sarana bagi penyuluh pertanian dalam membuka wawasan pola pikir petani tentang teknologi pertanian.
Ini mengingat metode pengubinan menerapkan metode dan teknik yang membutuhkan pembelajaran terlebih dahulu.
Pengubinan juga bisa menjadi tolok ukur keberhasilan dalam melakukan usaha tani. Peningkatan hasil ubinan menunjukan adanya dampak penerapan teknologi yang telah dilaksanakan.
Wakil Bupati menyampaikan, Provinsi Jawa Tengah merupakan penghasil beras terbesar kedua di Indonesia. Berdasarkan data Badan pusat Statistik pada tahun 2021 yang dihasilkan sebesar 9.800.000 ton Gabah Kering Giling (GKG).
Untuk Kabupaten Sukoharjo sendiri merupakan salah satu penyangga pangan di Provinsi Jawa Tengah, dengan rata-rata produktivitas padi di tahun 2021 berdasarkan data dari BPS sebesar 68,72 kuintal/ha dan produksi padi sebesar 328,275 ton Gabah Kering Giling (GKG). (*)