Berita Tegal
Nelayan Pesisir Kota Tegal Mulai Putus Asa, Imbas Kenaikan Harga BBM, Berniat Jual Kapal
Sebagian nelayan, terpaksa tetap melaut meski keuntungan yang didapat hanya balik modal dan untuk makan sehari-hari.
Penulis: Fajar Bahruddin Achmad | Editor: deni setiawan
Karena bagaimanapun nelayan kecil berbeda dengan nelayan besar.
Dia menilai, semestinya pemerintah bisa menurunkan harga BBM bersubsidi untuk meringankan beban nelayan kecil.
"Harapannya ya, seharusnya harga BBM solar bersubsidi diturunkan lagi, sedikit lagi."
"Kalau seperti ini terus, bisa-bisa para nelayan jual kapal," ujarnya.
Nelayan lainnya, Masruhi (41) bercerita, sudah seminggu tidak mengoperasikan kapalnya setelah ada kenaikan BBM bersubsidi.
Sebab hasil tangkapan ikan tidak bisa menutup modal untuk perbekalan dan BBM.
Dia memilih ikut bekerja di kapal lain.
Baca juga: Nelayan di Tegal Keluhkan Naiknya Harga BBM Tidak Diimbangi Kenaikan Harga Ikan
Menurut Masruhi, dia bahkan berencana menjual kapal miliknya.
Karena digunakan untuk melaut pun hasilnya hanya untuk menutup modal.
"Ini kapal baru saya beli dua tahun, tapi mau saya jual."
"Mending saya ikut kapal lain hasilnya jelas," katanya kepada Tribunjateng.com, Kamis (15/9/2022).
Masruhi menyayangkan, pemerintah tidak bisa menyeimbangkan harga ikan dengan kebijakan kenaikkan harga BBM bersubsidi.
Karena semua ikan saat ini harganya murah, termasuk cumi, udang, dan rajungan.
Dia mencontohkan, seumpama untuk sekali melaut membutuhkan modal Rp 400 ribu.
Sedangkan hasil tangkapan hanya laku sekira Rp 350 ribu- Rp 400 ribu.