Berita Jateng

Tensi Tinggi, Sembilan Pilot Gantole Gagal Terbang Pada Kejuaraan Gantole Piala Telomoyo 2022

Absennya para atlet tersebut karena setelah pemeriksaan medis kondisi kesehatannya belum memenuhi syarat perlombaan.

TRIBUNJATENG/Reza Gustav
Seorang pilot gantole (atlet layang gantung) sesaat setelah take off (lepas landas) dari puncak Gunung Telomoyo, Kecamatan Banyubiru, Kabupaten Semarang, Jumat (16/9/2022). 

TRIBUNJATENG.COM, KABUPATEN SEMARANG - Sedikitnya sembilan atlet atau pilot gantole (layang gantung terbang) absen dalam kompetisi pada Kejuaraan Terbuka Gantole Piala Telomoyo VI 2022 di Kabupaten Semarang, pada hari ke-5, Jumat (16/9/2022) ini.

Absennya para atlet tersebut karena setelah pemeriksaan medis kondisi kesehatannya belum memenuhi syarat perlombaan, misalnya kondisi tubuh yang tidak fit dan tensi yang tinggi.

Sehingga hanya 35 atlet yang berkompetisi pada Kejuaraan Terbuka Gantole Piala Telomoyo VI 2022, Jumat (16/9/2022) ini.

Kejuaraan nasional tersebut sendiri berlangsung selama enam hari, mulai Senin-Sabtu (12-17/9/2022).

Para pilot melakukan take off atau lepas landas dari puncak Gunung Telomoyo, Kecamatan Banyubiru, Kabupaten Semarang mulai pukul 13.15.

Ke-35 pilot terbang melewati sejumlah titik dan rute sejauh puluhan meter.

Para pilot yang terbang hari ini terbagi dalam dua kelas, yakni kelas A sebanyak 15 pilot dan kelas B berjumlah 20 pilot.

Untuk kelas A, rute yang harus dilalui yakni dari puncak Gunung Telomoyo menuju Kampung Java, Candisoba, Jalur Lingkar Salatiga, Jembatan Tuntang dan mendarat di Sraten.

Sedangkan kelas B, dari puncak Gunung Telomoyo menuju Tapen, Banaran Kopi, Jalur Lingkar Salatiga, Jembatan Tuntang dan mendarat di Sraten.

Baca juga: Ganjar Pamerkan Sport Tourism Gantole Telomoyo

Untuk cuaca pada hari ini sendiri terbilang mendukung, sehingga seluruh pilot dapat mengerahkan kemampuan mereka secara optimal.

Dari penuturan seorang pilot asal Karanganyar Jawa Tengah, yang turut dalam kejuaraan itu, Sulis Widodo (43), dia mengatakan, sejak perlombaan dua hari lalu sampai hari ini bisa mengoptimalkan kemampuannya saat terbang.

Hal itu dikarenakan cuaca yang cerah sehingga potensi termal yang mendukung untuk para pilot menaikkan ketinggian layangannya.

“Waktu hari pertama, Senin itu mendung. Jadi kami harus berada di bawah awan, tidak boleh mengenai awan.
Sekarang tinggal persiapannya untuk hari terakhir besok, mudah-mudahan tidak mendung,” ungkapnya kepada Tribunjateng.com seusai landing (pendaratan) di Lapangan Sraten, Tuntang.

Menurutnya, jika pada perlombaan hari terakhir cuaca tidak memungkinkan untuk terbang maka ia hanya berharap pada perolehan akumulasi nilai sejak awal hingga hari ini saja.

Halaman
12
BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved