Berita Semarang
Kisah Slamet Warga Tuntang Kabupaten Semarang Rela Jual Ginjal Untuk Bayar Hutang
Seorang warga Desa Karangtengah Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang rela menjual ginjalnya demi melunasi hutang-hutangnya.
Penulis: Hanes Walda Mufti U | Editor: rival al manaf
TRIBUNJATENG.COM, SALATIGA – Seorang warga Desa Karangtengah Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang rela menjual ginjalnya demi melunasi hutang-hutangnya.
Slamet (65) dan istri yang bernama Magdalena (54) kesehariannya menjaga cucu mereka.
Dengan duduk beralaskan karpet, mereka mengawasi cucunya yang tengah bermain yang sekaligus menjadi hiburan untuk menemani hari tua mereka.
Slamet yang merupakan pensiunan sebagai pegawai Departemen Pertahanan di Jakarta pada tahun 2013, memutuskan untuk berjualan sembako di desa.
Baca juga: Telat Bayar Angsuran ke 4 Rp 350 Ribu, Rumah Milik Undang Dirobohkan Rentenir
Baca juga: Seorang Remaja Tewas dalam Tawuran Antarkampung di Bogor, Polisi Buru Para Pelaku
Baca juga: 6 Tanda Mengerikan Terjadinya Kiamat, Apakah Telah Terjadi Saat ini?
Dirinya menjual sembako di depan rumahnya hingga ada pandemi covid-19 dan keluarga ini sampai terserang virus tersebut.
“Saat itu satu keluarga ini terkena covid-19 sampai istri saya terkena lumayan parah sampai dua bulan,” kata Slamet kepada tribunjateng.com, Sabtu (17/9/2022).
Kemudian perekonomian keluarga tersebut kolaps karena tidak bisa berjualan sembako lagi.
Slamet yang mengandalkan sisa uang pensiun sebesar Rp. 800.000 harus menghidupi lima anak dan dua cucu.
“Uang saya untuk beli rumah ini, dulu hutang ke bank sampai Rp 130 juta, lalu dinaikkan jadi Rp 193 juta,” ungkapnya.
Tak memiliki pemasukan, Magdalena mulai berhutang ke “bank titil” dan dari sinilah masalah bermula.
“Utang terus menumpuk, gali lobang tutup lubang kalau ditotal sekarang utang ke bank titil mencapai Rp 27 juta,” kata Magdalena.
Menurut Magdalena, dalam sehari ada lima orang yang menagih hutang kerumahnya.
“Nagih setoran cicilan, karena ada yang waktunya satu minggu setor dua kali, ada yang tiga kali dan mereka nagihnya ada yang keras ada yang lunak,” terangnya.
Dalam situasi tertekan, Slamet mengambil langkah nekat, tanpa berdiskusi dengan istrinya, dia ingin menjual ginjalnya.
Bahkan pada Jumat (9/9/2022), Slamet yang tak memiliki uang berjalan kaki dari rumahnya menuju arah Salatiga.
Saat berjalan, Slamet memakai kalung kardus yang bertuliskan “Jual Ginjal untuk Bayar Hutang” dengan berharap ada yang bersimpati membeli ginjalnya untuk membayar hutang.
“Sebenarnya ini bukan pilihan tapi memang karena terpaksa tidak ada jalan lain, mau jual barang juga sudah tidak ada,” kata Slamet.
Untuk meminta bantuan anaknya, Slamet mengaku tidak tega.
“Anak ada yang kerja di Banten dan Singapura, tapi baru bulan kemarin berangkat, jadi belum ada hasilnya,” ungkapnya.
“Ini anaknya sama, saya asuh karena single parent,” imbuhnya.
Baca juga: Kumpulan Doa Anak Sehari-hari yang Mudah Dihafalkan dan Diamalkan
Baca juga: Hasil Liga 2, Ridwan Bawa Persekat Tegal Raih Poin Penuh Pertama Setelah Bikin Mali Nusantara United
Baca juga: 6 Tanda Mengerikan Terjadinya Kiamat, Apakah Telah Terjadi Saat ini?
Slamet mengaku ingin menikmati masa tua dengan tenang, namun pada kenyataannya ada ujian yang harus dirinya lewati.
“Ini bagian perjalanan, belum satu terlewati, malah kemarin jatuh juga sehingga kaki tidak bisa ditekuk,” jelasnya.
Sementara istri Slamet mengaku tidak tahu dengan pilihan sang suami untuk menjual ginjal.
“Saya jemput cucu di sekolah, kok bapak sudah pergi, padahal tidak punya uang, sungguh saya tidak sampai hati melihatnya,” ujar Magdalena. (han)