Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Semarang

Harga Beras di Pasar Karangayu Merangkak Naik

Menurut pedagang di Pasar Karangayu Semarang, kenaikan harga beras mencapai Rp 1.000-Rp 1.500 untuk setiap kilogram.

Penulis: Idayatul Rohmah | Editor: raka f pujangga
TRIBUNJATENG/Idayatul Rohmah
Pembeli tampak sedang mengambil uang di dompetnya untuk membeli sembako di salah satu lapak pedagang Pasar Karangayu Semarang, Senin (19/9/2022). 

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Harga beras mengalami kenaikan dalam beberapa waktu terakhir.

Menurut pedagang di Pasar Karangayu Semarang, kenaikan harga beras mencapai Rp 1.000-Rp 1.500 untuk setiap kilogram.

Hal ini menempatkan harga beras yang sebelumnya di kisaran Rp 9.000 per kilogram naik menjadi Rp 10.500 per kilogram untuk kualitas standar.

Satu di antara pembeli di pasar tersebut, Sri (50) menyebutkan, kenaikan harga beras yang terjadi saat ini membuatnya pusing.

Dia yang mengaku sebagai pedagang warung rumahan di kawasan Anjasmoro tersebut menyatakan, kenaikan harga sejumlah bahan pokok termasuk beras yang terjadi saat ini membuatnya semakin bingung untuk melakukan siasat.

Di satu sisi, dia mengaku tak bisa menaikkan harga makanan yang dijualnya sebab khawatir pelanggannya kabur.

Baca juga: Pedagang Pasar Karangayu Semarang Kembali Pusing, Harga Beras Merangkak Naik

Di sisi lain, ia juga mengaku kesulitan untuk mengurangi porsi karena dipastikan akan memicu protes pembeli.

"Harga beras sekarang ngeri. Saya tidak bisa naikkan harga makanan, bisanya mengurangi keuntungan," kata Sri saat berbelanja di salah satu toko sembako di pasar Karangayu.

Sri lebih lanjut menyatakan, warungnya sendiri tiap hari menghabiskan sekita 5 kilogram beras. Menurutnya, dengan kenaikan harga beras saat ini, cukup memberikan pengaruh di warungnya. "Soalnya kan yang naik juga bukan hanya beras," imbuhnya.

Di sisi itu, pedagang sembako di pasar tersebut, Erna menyatakan, harga beras telah mengalami kenaikan sejak bulan lalu.

Ia menyebutkan, di tokonya sendiri menyediakan dua jenis beras dengan dua pilihan harga yakni Rp 10.500 dan 11.500 per kilogram.

Begitu juga Sumirah, pedagang lain di pasar tersebut yang hanya menyediakan dua pilihan harga.

Sumirah mengatakan, dirinya tak berani menyediakan beras dengan kualitas lebih baik dengan harga lebih mahal sebab khawatir tak ada pembeli.

"Sedianya yang biasa saja," kata Sumirah.

Baca juga: Kenalkan Beras Srinuk, Ganjar Ajak Masyarakat Konsumsi Beras Unggulan Jateng

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Tengah Adhi Wiriana menyatakan, kenaikan harga beras yang terjadi tidak lepas dari tingginya permintaan dan di luar masa panen raya.

"Kenaikan harga beras terjadi kenaikan karena Agustus bukan musim panen dan juga demand permintaan masyarakat terjadi peningkatan," kata Adhi saat rilis data BPS bulan Agustus 2022 secara virtual, Kamis (1/9).

Sementara itu, kenaikan harga beras yang terjadi memberikan andil inflasi di Jateng sebesar 0,03 persen bulan Agustus 2022.

"Untuk harga produsen gabah secara inflasi di tingkat konsumen terjadi kenaikan harga beras," ujarnya.

Di sisi lain terkait kenaikan harga gabah, lebih lanjut Adhi menyatakan, terjadi baik untuk gabah kering giling maupun gabah kering panen.

Tercatat, rata-rata harga gabah kelompok kualitas Gabah Kering Giling (GKG) di tingkat petani pada Agustus 2022 mengalami kenaikan sebesar 4,58 persen, dari Rp 4.936,48 per kg pada Juli 2022 menjadi Rp 5.162,50 per kilogram pada Agustus 2022.

Kelompok kualitas Gabah Kering Panen (GKP) mengalami kenaikan sebesar 3,32 persen, dari Rp 4.395,72 per kg pada Juli 2022 menjadi Rp 4.541,80 per kg pada Agustus 2022.

Rata-rata harga gabah kelompok kualitas Gabah Kering Giling (GKG) di tingkat penggilingan pada Agustus 2022 mengalami kenaikan sebesar 4,55 persen, dari Rp 5.011,48 per kg pada Juli 2022 menjadi Rp 5.239,48 per kg pada Agustus 2022.

Kelompok kualitas Gabah Kering Panen (GKP) mengalami kenaikan sebesar 3,37 persen, dari Rp 4.462,84 per kg pada Juli 2022 menjadi Rp 4.613,28 per kg pada Agustus 2022.

"Artinya untuk gabah kering panen secara month to month naik 3,32 persen. Tetapi secara year on year, naiknya hanya mencapai 8,21 persen. Sementara untuk gabah kering giling baik month to month maupun year on year naik 7,32 persen," terangnya.

Sementara itu, pada Agustus 2022 tercatat 160 observasi transaksi penjualan gabah di 26 kabupaten terpilih dengan komposisi terbanyak didominasi kelompok Gabah Kering Giling (GKG) sebanyak 53,75 persen, kelompok Gabah Kering Panen (GKP) sebanyak 38,13 persen, dan kelompok Gabah Luar Kualitas sebanyak 8,13 persen.

Di tingkat petani, harga gabah tertinggi pada Agustus 2022 sebesar Rp 5.800,00 per kg, berasal dari kelompok kualitas GKG dengan varietas Inpari 32 dan Ciherang tercatat di Kabupaten Jepara.

Adapun harga gabah terendah di tingkat petani sebesar Rp 3.600,00 per kg tercatat pada kelompok Gabah Luar Kualitas dengan varietas Inpari tercatat di Kabupaten Rembang.

Sementara itu, selain gabah, BPS Jateng mencatat komoditas pertanian yang mengalami kenaikan harga pada Agustus 2022 antara lain yakni ketela rambat, durian, pala biji, cengkeh, telur ayam ras, patin tawar, nilem tawar, barakuda (senuk), dan teri.

Sedangkan komoditas yang mengalami penurunan harga antara lain kacang tanah, kol/kubis, tomat, buncis, brokoli, labu siam, cabai hijau, terung, cabai merah, cabai rawit, kelapa, ayam ras pedaging, belanak payau, bawal, dan kuniran. (idy)

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved