Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Guru Berkarya

Meningkatkan Kemampuan Literasi Sains dalam Pembelajaran IPA dengan Pembelajaran Scientific

Budaya literasi sains merupakan prasyarat kecakapan hidup melalui pendidikan yang terintegrasi, mulai dari keluarga, sekolah, sampai masyarakat.

Penulis: Abduh Imanulhaq | Editor: galih permadi
IST
Cholik, S.Pd., SMPN 3 Petarukan Kab.Pemalang 

Oleh: Cholik, S.Pd., SMPN 3 Petarukan Kab.Pemalang

Budaya literasi sains merupakan prasyarat kecakapan hidup melalui pendidikan yang terintegrasi, mulai dari keluarga, sekolah, sampai masyarakat.

Menurut National Science Education Standards (1996) bahwa penekanan literasi sains bukan hanya pada aspek pengetahuan dan pemahaman terhadap konsep dan proses sains saja, tetapi juga bagaimana seseorang dapat membuat keputusan dan berpartisipasi dalam kehidupan bermasyarakat dan budaya.

Namun, hal utama perlu dipahami dalam literasi sains, bahwa penggunaan sains dan teknologi bukan hanya untuk memahami alam semesta.

Pada sistem pendidikan nasional, literasi sains mulai dicantumkan  dalam Kurikulum 2006 atau Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan lebih terlihat jelas pada Kurikulum 2013.

Kurikulum 2013 melalui pendekatan scientifik, sangat menonjolkan pembelajaran yang berpusat pada peserta didik, serta menekankan pada proses berinquiri melalui tahapan pendekatan scientifik.

Namun hal tersebut belum dapat diterapkan dikelas-kelas sebagai pembelajaran.

Pada literasi sains seseorang setelah proses pembelajaran berbeda-beda tergantung dari pemahaman sebelumnya.

Pemahaman saat proses pembelajaran berlangsung dan kemampuan peserta didik dalam mengasosiasikan pemahaman yang dimiliki dengan konsep atau situasi lain.  

Literasi sains juga mulai diakomodasikan dalam Kurikulum 2006 dan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), lebih terlihat jelas pada Kurikulum 2013.

Kurikulum 2013 melalui pendekatan scientifik, sangat menonjolkan pembelajaran yang berpusat pada peserta didik, dan menekankan pada proses berinquiri melalui tahapan pendekatan scientifik.

Pendekatan scientifik merupakan cara pandang yang dilakukan oleh guru dalam rangka meniru ilmuwan.

 Pendekatan ini meniru langkah-langkah metode ilmiah yang digunakan oleh ilmuwan dalam menemukan ilmu pengetahuan (Wieman, 2007).

Pendekatan ini bisa melatih peserta didik untuk menjadi ilmuwan dalam menemukan konsep yang dipelajari (Wieman, 2007).

Dalam metode pembelajaran tradisional menjadikan peserta didik menjadi pendengar yang pasif sedangkan pembelajaran dengan pendekatan scientifik akan mendorong peserta didik aktif dalam pembelajaran (Hussain, et al., 2011).

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved