Berita Kudus
Novelis dan Penyair asal Kudus Reyhan Tutup Usia, Sang Ahli Puasa Berpulang Memeluk Puisi
Novelis, penyair, sekaligus pegiat literasi Kabupaten Kudus, Reyhan, berpulang.
Penulis: Mazka Hauzan Naufal | Editor: sujarwo
Di antaranya novel "Mendayung Impian" (2014), novel "Chiang Mai" (2019), dan kumpulan cerpen "Mawar Kertas untuk Mama" (2021).
Bahkan, khusus untuk momentum pernikahannya, Reyhan menerbitkan antologi puisi yang ia tulis bersama sejumlah kolega.
Buku puisi berjudul "Sesudah Lama Menunggu, Sesudah Lama Mencari" itu ia luncurkan pada acara Ngunduh Mantu di Kudus, Minggu 24 Juli 2022.
Dalam acara Ngunduh Mantu itu, dihelat pula parade pembacaan puisi oleh sejumlah penyair Kabupaten Kudus, di antaranya Tiyo Ardianto dan Mukti Sutarman Espe.
puisi itu bernama Khilma
yang padanya ada
binar mata bahagia
kembang senyum tulus
serupa siraman air di tanah tandus
puisi itu baru kutemu
sesudah lama menunggu
penyair yang akan membawa
membaca dan menjaga wibawa
bakujanji memupuk setia
Begitu bunyi dua bait awal puisi bertajuk "Puisi dan Penyair" yang sengaja digubah Reyhan untuk istri tercintanya.
"Buku puisi ini memang dikhususkan sebagai semacam seserahan untuk momen pernikahan saya, karena selama ini saya memang bergiat di bidang ini," kata Reyhan kepada penulis artikel obituari ini, Minggu 24 Juli 2022 malam lalu.
Pada momen Ngunduh Mantu, Reyhan juga membacakan puisi yang ia tulis sebagai persembahan untuk ibu kandungnya, Siti Maryam, yang wafat pada 16 Agustus 2018 lalu. Berikut puisi bertajuk "Berbincang dengan Ibu".
bu,
aku membawa kabar baru
perihal keinginan
yang telah lama kau tunggu
kini kupenuhi untukmu
bu,
ingin kukenalkan kau dengannya
dermaga tempatku bersandar
seusai melakukan pencarian
cerita baru pun akan mulai tersiar
bu,
andai kau masih di sini
kuingin kau jadi saksi
bahwa anakmu ini akan beristri
akan membawa kapalnya sendiri
bu,
restui aku
bersanding dengan pilihanku
berlayar ke tempat tuju
Kudus, 18 Mei 2022

Bersama puisi-puisi indah gubahannya, kini Reyhan benar-benar menyusul sang ibu, berlayar menuju Sang Pencipta yang mengaruniai Reyhan kemampuan mengolah kata-kata dan gairah untuk memeluk kata-kata, memeluk puisi.