Berita Kabupaten Semarang

Korsleting Listrik dan Kebocoran Tabung Gas, Dominasi Kebakaran di Kabupaten Semarang

Kejadian kebakaran pada tahun ini terbanyak pada bulan Agustus sebanyak 14 kebakaran.

Istimewa
Kebakaran melanda Pondok Pesantren Bina Insani di Kecamatan Susukan, Kabupaten Semarang, Selasa (20/9/2022) malam. 

TRIBUNJATENG.COM, UNGARAN -  Sekretaris Satpol PP dan Damkar Kabupaten Semarang, Alexander Gunawan menyebutkan sebanyak 51 kebakaran terjadi pada 2022 ini, berdasarkan data sejak Januari hingga Agustus.

Kebakaran terbanyak terjadi pada Agustus di mana dalam sebulan terjadi 14 kebakaran.

Sementara itu, jumlah paling sedikit pada Februari yang hanya terjadi sekali kebakaran.

Baca juga: Para Santri Dapat Hiburan dari Ponpes Bina Insani Kabupaten Semarang Paska Kebakaran

Dari kata Alexander, objek kebakaran yang pihaknya tangani hanya rumah, bangunan gedung dan mobil.

Menurutnya, cuaca musim kemarau yang terjadi pada 2022 ini tidak ada kaitannya dengan meningkatnya jumlah kasus kebakaran.

“Memang selain musim ini tidak menentu, dari data kami yang dominan adalah penyebabnya korsleting arus listrik.

Selain itu, sebagian kecilnya karena ledakan tabung gas akibat kebocoran gas.

Kalau untuk (kebakaran) hutan-hutan sampai saat ini belum ada kejadian seperti itu.

Bisa dibilang, tidak ada kaitannya dengan cuaca,” katanya kepada Tribunjateng.com, Rabu (21/9/2022).

Baca juga: PMI Pati Bantu Korban Kebakaran di Desa Kedungwinong Sukolilo

Sesuai yang diungkapkan Alexander, pada Selasa (20/9/2022) malam kemarin, kebakaran melanda sebuah pondok pesantren bernama Bina Insani si Kecamatan Susukan.

Kebakaran itu diduga disebabkan korsleting listrik.

Sedangkan beberapa kejadian lain pada September ini dan Agustus lalu yang dihimpun Tribunjateng.com, misalnya di Hotel Java Inn di Kecamatan Bandungan dan rumah di Desa Kalongan, Ungaran, semuanya dikarenakan korsleting arus listrik.

Lebih lanjut, Alexander menyebut, musim kemarau 2022 ini justru mengarah kepada kebutuhan air bersih.

Hal itu lantaran terdapat sejumlah wilayah yang mengalami kekeringan.

“Kalau yang sifatnya kemarau, justru larinya bukan kebakaran tapi kami sering mendapatkan telepon untuk permintaan air bersih.

Kebanyakan di daerah Kecamatan Bancak dan Kecamatan Bringin.

Kami selalu berkoordinasi dengan BPBD Kabupaten Semarang untuk melakukan dropping air bersih,” terangnya.

Sebagai informasi, satu di antara wilayah yang sempat mengalami kekeringan beberapa waktu lalu yakni di Desa Rembes, Kecamatan Bringin, seperti yang melanda SDN Rembes 1.

Pihak sekolahan harus melibatkan murid-murid, guru serta penjaga sekolah untuk masing-masing membawa air ke sekolahan digunakan untuk cuci tangan, berwudhu dan kebutuhan kamar mandi.

Terkait dengan jumlah kasus kebakaran tahun ini, Alexander menyebut bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan dibanding kejadian 2021 lalu.

“Kalau di 2021 secara total sampai Desember, kurang lebih sekitar 90 kejadian (kebakaran)," ujarnya.

"Harapannya tahun ini sampai 51 ini saja,” harapnya.

Ia mengimbau masyarakat untuk sering mengecek aliran listrik di rumah masing-masing.

Selain itu, masyarakat diminta waspada jika mencium aroma gas yang mengarah kepada kebocoran tabung gas.

“Kami juga sampai saat ini masih gencar memberikan pelatihan ke desa-desa dan sekolahan, sekaligus melakukan simulasi penanganan kebakaran,” pungkasnya. (*)

Sumber: Tribun Jateng
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved