Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Kabupaten Semarang

7.848 Hewan Ternak Sudah Tervaksin, Kasus PMK di Kabupaten Semarang Perlahan Turun

Kasus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) yang menjangkiti ribuan hewan ternak di Kabupaten Semarang, berangsur turun.

Dok. DKPP Jepara
Petugas DKPP Jepara mengecek kondisi kambing yang bergejala PMK. 

 
TRIBUNJATENG.COM, KABUPATEN SEMARANG - Kasus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) yang menjangkiti ribuan hewan ruminansia di Kabupaten Semarang, Provinsi Jawa Tengah berangsur turun.

Dari data Dinas Pertanian Perikanan dan Pangan (Dispertanikap) Kabupaten Semarang selama Agustus-September 2022 ini, rata-rata kasus aktif PMK yang menjangkiti hewan ternak hanya berkisar 20 sampai 40 ekor dan hingga akhir September belum ditemukan kasus baru tiap harinya.

Jumlah tersebut bisa dibilang jauh lebih sedikit dibanding pada Juni-Juli 2022 lalu yang per harinya ditemukan ratusan kasus aktif PMK.

Menurut data pada Selasa (27/9/2022) hari ini, hewan yang dicurigai atau dinyatakan suspect PMK pada kasus aktif sebanyak 13 ekor.

Meskipun demikian, tidak ada penambahan hewan yang dinyatakan positif PMK.

Baca juga: Pasar Pon Ambarawa Masih Tutup, Karena Kasus PMK Belum Mereda di Kabupaten Semarang?

Berdasarkan penuturan Kepala Dispertanikap Kabupaten Semarang, Wigati Sunu, pihaknya tengah melakukan pendataan terhadap hewan-hewan ternak di wilayahnya terkait vaksinasi pada tahap selanjutnya.

“Ini belum mulai (vaksinasi) lagi, masih pendataan ternak,” ungkapnya kepada Tribunjateng.com pada hari ini.

Kendati demikian, lanjut Sunu, Dispertanikap Kabupaten Semarang sendiri sudah mendapatkan jatah baru untuk vaksinasi PMK dari Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Jawa Tengah.

Sunu menambahkan bahwa saat ini pihaknya tengah melakukan penjadwalan vaksinasi selanjutnya atau pada Tahap VI setelah pengambilan vaksin.

“Kami sudah mendapat surat untuk pengambilan vaksin," ujarnya.

"Rencana mau mendapat bantuan lagi sebanyak 12.100 dosis pada tahap VI ini,” imbuhnya.

Baca juga: Video Irjen Kementan Jan S Marinka Pimpin Apel Siaga Kebijakan Penanganan PMK

Sebagai informasi, sebanyak 7.848 hewan ternak termasuk sapi perah, sapi potong, domba, kerbau dan lainnya di Kabupaten Semarang sudah divaksin sejak tahap satu hingga lima.

Untuk populasinya sendiri secara keseluruhan, terdapat total sebanyak 7.7471 hewan ternak.

Itu artinya, cakupan vaksinasi PMK di Kabupaten Semarang sudah mencapai sekitar 10,1 persen.

Untuk kasus PMK secara keseluruhan, PMK telah menjangkiti sebanyak 6240 ekor.

Kasus PMK terbesar atau terbanyak sejak Mei hingga September 2022 ini berada di wilayah Sumogawe, Kecamatan Getasan.

Sebanyak 1025 sapi perah di sana telah dicurigai terjangkit PMK, namun beberapa waktu terakhir ini sudah tidak ditemukan penambahan kasus. 

Untuk mencegah penyebaran PMK dan menekan angkanya agar semakin menurun, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Semarang sendiri masih menutup Pasar Hewan Ambarawa atau Pasar Pon.

Hal itu dilakukan untuk mengurangi aktivitas jual beli hewan ternak dan terjadinya kerumunan hewan-hewan yang diperdagangkan.

Untuk pasar hewan lainnya atau pasar hewan kecil, misalnya di Babadan, Sumowono, Bringin, Suruh, Kembangsari dan Kaliwungu kini sudah dibuka.

Berdasarkan penelusuran Tribunjateng.com di Pasar Hewan Pon Ambarawa pada sore ini, masih nampak spanduk bertuliskan penutupan.

Tidak ada aktivitas jual beli apapun di dalam area pasar tersebut.

Baca juga: Kunci Jawaban Tema 3 Kelas 5 SD Halaman 6 7 8 Subtema 1 Pembelajaran 1 Organ Pencernan Hewan

Sunu menerangkan, pihaknya masih akan mengevaluasi ke depannya apakah pasar hewan tersebut akan dibuka atau diperpanjang kembali penutupannya.

“Pasar Hewan Ambarawa masih tutup, selanjutnya akan kami evaluasi,” ungkapnya kepada Tribunjateng.com.

Sementara itu, seorang pedagang hewan ternak di Ambarawa, Amri, berharap bahwa pasar hewan tersebut bisa segera dibuka oleh pemerintah.

Ia menjelaskan, selama ini dirinya melakukan aktivitas jual dan beli sapi-sapinya di rumah.

“Jadi pelanggan-pelanggan saya datang ke rumah, semua jual belinya dari rumah ke rumah.

Sekarang sistemnya begitu, cara para peternak dan pedagang menghadapi tutupnya pasar hewan,” ujarnya, Kamis (22/9/2022).

Sapi-sapi yang ia pelihara selama ini, menurutnya hampir semuanya sehat atau negatif dari PMK.

“Iya 85 persen sehat semua,” tambahnya.

Amri mengaku telah menjual sebanyak sekitar 50 ekor sapinya dalam sebulan terakhir ini.

Sehingga, lanjutnya, ia dan teman-temannya sudah mulai beradaptasi dengan tutupnya pasar hewan.

“Tapi ya tetap paling nyaman berjualan di pasar hewan, kalau dipelihara di rumah kan biaya perawatan, kira-kira per ekornya Rp 20 ribu sampai Rp 30 ribu per hari untuk makannya,” pungkasnya. (*)

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved