Arema FC
Dampak Kerusuhan Arema Vs Persebaya, FIFA Bisa Batalkan Indonesia Sebagai Tuan Rumah Piala Dunia U20
Dampak Kerusuhan Arema Vs Persebaya, FIFA Bisa Batalkan Indonesia Sebagai Tuan Rumah Piala Dunia U20
Penulis: Fachri Sakti Nugroho | Editor: galih permadi
Dampak Kerusuhan Arema Vs Persebaya, FIFA Bisa Batalkan Indonesia Sebagai Tuan Rumah Piala Dunia U20
TRIBUNJATENG.COM - Sepak bola Indonesia kembali mencoretkan tinta berdarah saat Arema FC berduel melawan Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan, Malang, Sabtu (1/10/2022).
Kali ini korbannya bahkan berjumlah ratusan orang karena kerusuhan suporter di stadion.
Jumlah korban Arema vs Persebaya tercatat sejauh ini ada 127 orang dinyatakan meninggal dunia, Minggu (2/10/2022).

Baca juga: Mencekamnya Kerusuhan Arema FC vs Persebaya, Jenazah Berjejer di IGD, dr Bambang: Jumlahnya Banyak
Baca juga: 10 Potret Tragedi Kerusuhan Arema Vs Persebaya Surabaya Tewaskan 127 Orang, Berawal Suporter Marah
Baca juga: Ini Deretan Kerusuhan Suporter Paling Ngeri di Dunia, Kanjuruhan Malang Lebih Parah Dibanding Accra
Baca juga: Awal Mula Kericuhan yang Menewaskan 127 Orang di Laga Arema FC vs Persebaya
Jumlah korban yang sangat banyak ini bisa membuat Federasi Sepak Bola Dunia (FIFA) turun tangan.
Bahkan FIFA bisa saja membatalkan status Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U20 yang akan digelar tahun 2023.
Alasan keamanan bisa menjadi pertimbangan kuat dari FIFA mencabut status tuan rumah.
Apalagi FIFA dikenal sangat ketat dalam urusan keamanan penyelenggaraan kompetisi tingkat internasional.
Kerusuhan di Stadion Kanjuruhan, Malang, bermula saat suporter Arema FC atau yang akrab disapa Aremania terjun ke lapangan.
Mereka melampiaskan amarah lantaran Arema FC kalah 2-3 melawan Persebaya Surabaya dalam duel bertajuk Derby Jawa Timur.
Suporter yang tak terkendali memaksa aparat keamanan turun tangan menertibkan.
Namun terlalu banyaknya suporter yang turun ke lapangan membuat aparat keamanan kewalahan.
Aparat keamanan kemudian menembakkan gas air mata untuk mengurai massa suporter.

Nahasnya, gas air mata ini justru menjadi simalakama.
Banyak suporter yang sesak nafas karena udara di dalam stadion dipenuhi asap.