Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Semarang

Mayoritas Warga Dukung Polda Jateng Terapkan Tilang Elektronik di Operasi Zebra Candi

Polda Jateng sedang menggelar Operasi Zebra Candi 2022 hingga Minggu (16/10/2022) mendatang. Ada yang lain dari Operasi Zebra Candi kali ini, yakni t

Penulis: iwan Arifianto | Editor: m nur huda
Tribun Jateng/ Rahdyan Tri Joko Pamungkas
Kamera CCTV ETLE yang terpasang di jalan Pandanaran - Polda Jateng sedang menggelar Operasi Zebra Candi 2022 hingga Minggu (16/10/2022) mendatang. 

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Polda Jateng sedang menggelar Operasi Zebra Candi 2022 hingga Minggu (16/10/2022) mendatang.

Ada yang lain dari Operasi Zebra Candi kali ini, yakni tidak adanya tilang jalanan. Tilang yang dilakukan polisi menggunakan sistem elektronik atau electronic traffic law enforcement (ETLE).

Warga mengaku setuju dengan tilang elektronik yang dilakukan polisi saat pelaksanaan Operasi Zebra Candi 2022.

Hanya saja, warga berharap penempata petugas ETLE tidak serampangan dan deteksi pelanggaran lebih dimaksimalkan.

Satu di antaranya Adi (27). Warga Jrakah, Semarang Barat itu mendukung penerapan ETLE pada Operasi Zebra Candi 2022.

Hanya saja ia harap petugas tilang elektronik dilakukan di tempat seharusnya, misalnya di traffic light, jalanan pusat kota, dan lainnya.

"Jangan di sembarang tempat misalnya di dekat SPBU Ngaliyan seperti curhatan kawan saya belum lama ini. Kasihan rumah dekat SPBU, keluar sebentar untuk isi BBM malah kena tilang elektronik," ujarnya, Selasa (4/10/2022).

Menurutnya, melalui tilang elektronik oknum polisi tidak bisa bermain-main surat demi keuntungan pribadi semata. Sebab, pengalaman pribadinya pernah kena tilang saat bepergian ke luar kota sehingga terpaksa harus membayar sejumlah uang ke petugas.

"Dari tilang elektronik ini harapannya bisa menekan jumlah pelanggaran lalu lintas nantinya seiring berjalannya waktu," ucapnya.

Warga Ngaliyan, Tiara (24) juga mengatakan hal serupa. Menurutnya, razia di jalan secara langsung sepengalaman pribadinya bikin panik.

Setidaknya ketika menggunakan sistem tilang elektronik, pengguna kendaraan yang tidak memenuhi standar tidak panik saat di jalan. Selain itu, sistem tersebut diharapkan mampu mencegah pungli oleh oknum polisi.

"Tapi kelemahan ETLE kadang pendeteksian pelanggaran kurang maksimal. Nantinya semoga ada perbaikan sistem lebih baik," jelas perempuan berjilbab itu.

Pun halnya dengan Fikri (22). Warga Pendrikan Kidul, Semarang Tengah mengatakan setuju dengan ETLE. Alasannya, ketertiban berlalu lintas harus dipatuhi semua pengguna jalan tanpa terkecuali. Oleh karena itu ia menilai, penerapan tilang elektronik lebih efisien dibandingkan razia di jalan yang masih memungkinkan pengendara menghindari petugas.

Meskipun demikian, ia harap penerapan tilang elektronik bisa lebih disosialisasikan pada masyarakat. Menurutnya, ETLE bisa jadi alternatif untuk memudahkan petugas untuk menertibkan pengguna jalan.

Jika dalam penerapannya benar dan sesuai dengan aturan maka dapat menekan jumlah pelanggar lalu lintas serta dengan menumbuhkan kesadaran pengendara. Ia mengaku selama ini belum terkena tilang elektronik lantaran selalu tertib berlalu lintas.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved