Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Tragedi Kanjuruhan Malang

Tragedi Gate 13 Stadion Kanjuruhan Diceritakan Saksi: Saya Terus Pegangi Jaket Teman Saya, Pasrah

Gate 13 Stadion Kanjuruhan Medan menjadi viral karena situasi yang begitu mencekam saat tragedi pasca pertandingan Arema FC versus Persebaya Surabaya

Editor: muslimah
KOMPAS.com/SUCI RAHAYU
Gate 13 Stadion Kanjuruhan Malang. Saksi bisu tragedi yang terjadi pada pekan ke-11 Liga 1 2022-2023 seusai pertandingan bertajuk Derbi Jawa Timur, Arema FC melawan Persebaya Surabaya. 

Sementara soal viral pintu Gate 13 yang terkunci, ia mengaku sudah melihat video yang beredar.

Namun saat berusaha keluar ia melihat pintu sudah terbuka.

Sebab saat kejadian Dimas Bayu mengaku bertahan cukup lama di tribune sambil menutup muka dengan jaketnya setelah ada tembakan gas air mata.

Sampai akhirnya ia memutuskan keluar karena sudah tidak kuat.

Namun meskipun pintu sudah terbuka, ia menggambarkan situasi tidak jauh berbeda dengan video viral yang beredar.

“Ya saya pernah lihat video tersebut tapi waktu saya keluar pintunya sudah terbuka,” kata Dimas Bayu.

“Tapi situasi nya tidak berubah sama sekali ya seperti itu, posisi sangat ramai pada berdesak-desaan dan orang-orang saling mendahului untuk keluar. Sempat terlihat juga yang terinjak-injak.”

Orang-orang berjalan di antara puing-puing di tribun stadion Kanjuruhan beberapa hari setelah penyerbuan mematikan menyusul pertandingan sepak bola di Malang, Jawa Timur pada 3 Oktober 2022. - Kemarahan terhadap polisi meningkat di Indonesia pada 3 Oktober setelah setidaknya 125 orang tewas di salah satu bencana paling mematikan dalam sejarah sepak bola, ketika petugas menembakkan gas air mata di stadion yang penuh sesak, memicu penyerbuan.
Orang-orang berjalan di antara puing-puing di tribun stadion Kanjuruhan beberapa hari setelah penyerbuan mematikan menyusul pertandingan sepak bola di Malang, Jawa Timur pada 3 Oktober 2022. - Kemarahan terhadap polisi meningkat di Indonesia pada 3 Oktober setelah setidaknya 125 orang tewas di salah satu bencana paling mematikan dalam sejarah sepak bola, ketika petugas menembakkan gas air mata di stadion yang penuh sesak, memicu penyerbuan. (AFP/JUNI KRISWANTO)

“Banyak juga yang tergeletak waktu kejadian saya keluar itu saya tidak tahu apakah ada yang meninggal atau belum. Tapi banyak yang sudah tergeletak dan kondisinya saya tidak tahu,” imbuhnya lagi.

Tragedi Kanjuruhan yang dirasakan membuatnya memanjatkan doa yang terbaik untuk korban saat doa bersama.

Sebagai bentuk penghormatan terakhir, ia meninggalkan syal Arema-nya di kaki Patung Singa Tegar yang menjadi saksi bisu Tragedi Kanjuruhan.

“Saya memberikan syal ini karena syal itu (item) pertama kali saya beli ketika nonton Arema, jadi saya ingin memberikan itu,” ucapnya.

Ia pun berharap semua pihak bisa mengambil hikmah. Supaya kejadian memilukan ini tak terulang kembali.

“Harapan saya ke depannya supaya tidak terjadi lagi karena saya dengar tragedi ini terbesar yang kedua di dunia,” pungkasnya. (*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Kesaksian Saksi Mata di Gate 13 Stadion Kanjuruhan

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved