Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Nasional

Alasan Niluh Djelantik Mundur dari Nasdem, Masih Teringat Luka Pilkada DKI 2017

Niluh Djelantik masih ingat bagaimana dirinya mendirikan relawan Teman Ahok, yang merupakan lawan Anies Baswedan di Pilkada DKI 2017, lalu.

Editor: m nur huda
NASDEM.ID
Niluh Djelantik masih ingat bagaimana dirinya mendirikan relawan Teman Ahok, yang merupakan lawan Anies Baswedan di Pilkada DKI 2017, lalu. 

Saya melihat Nasionalisme beliau itu sebagai seorang stakeholder, sebagai seorang pendidik, sebagai seorang rektor termuda di Negeri ini di Paramadina.

Saya lihat beliau adalah pada saat itu saya melihat beliau memiliki potensi dan beliau bersama orang baik ini, saya sudah berkomunikasi sejak lama sebenarnya dengan mas Anies hingga akhirnya beliau diangkat menjadi menteri, saya tetap menjaga hubungan baiknya.

Nah jikalau kemudian di tahun 2017 beliau dipilih menjadi salah satu calon gubernur dan saat itu beliau apa namanya sudah selesai menjadi menteri.

Pada saat itu saya masih tetap baik-baik saja dan beliau This is...competition. kompetisi itu adalah....ada Anies Baswedan ada juga bapak Basuki Tjahaja Purnama. Di saat yang sama masuk juga AHY (Agus Harimurti Yudhoyono) ya kan.

Ini adalah anak-anak bangsa yang akan berkompetisi secara fair, secara kesatria. Karena saya juga begini-begini juga saya mantan atlet gitu loh.

Sistem kompetisi itu seperti apa bagaimana kita bertanding dengan fair.

Nah pada saat kemudian berjalan proses kontestasi politik itu, proses kampanye tersebut karena saya memang sudah memutuskan untuk memperjuangkan Bapak Ahok.

Jadi saya harus memilih dan ini jauh sebelum memasuki rumah partai politik. Jadi saya memutuskan saya berjuang untuk Ahok all out.

Kami menjadi bagian dari teman Ahok, mendirikan teman Ahok di Kemang, kami mengalami begitu banyak intimidasi-intimidasi, mendiskreditkan saya sebagai seorang personal Niluh Djelantik, mendiskreditkan usaha kami dan kami semua kami lalu dengan alasan apa, dengan alasan sederhana bahwa siapapun kamu apapun warna rambut mu, apapun latar belakang kamu, kamu berhak memiliki impian di negeri ini.

Dan saat itu NasDem adalah salah satu partai yang mengusung Ahok, salah satu yang paling depan mengusung Basuki Tjahaja Purnama.

Partai pendukung penista agama kalau kita melihat hari ini. Kalau kita ketik Google partai pendukung penista agama itu adalah Nasdem.

Bagaimana kita melihat media-media televisi yang kemudian ada reporternya dilemparin, dipukulin kepala dan sebagainya itu Metro TV.

Jadi saya berada di sana tanpa ada hubungan secara pribadi dengan partai Nasdem, dan partai-partai nasionalis lainnya juga bahkan mengalami juga proses-proses diskreditkan seperti itu, kami tetap berjalan mendukung Ahok, itu bukan tentang Ahok gitu loh mas.

This not, bagaimana anak Bangsa itu bisa menjadi apa yang mereka mau, apa yang mereka inginkan dengan catatan harus bersih, transparan dan profesional.

Dan proses Pilkada itu membuat saya karena saya mengalami kesehariannya, membuat saya sangat patah hati, gitu loh sangat bersedih.

Halaman
123
Sumber: Tribunnews.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved