Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Dongeng Anak Sebelum Tidur Fabel Kucing Siam yang Sombong

Inilah dongeng fabel yang cocok dibacakan untuk anak sebelum tidur tentang kuncing siang yang sombong.

Penulis: non | Editor: galih permadi
Majalah Bobo
Dongeng Anak Sebelum Tidur Fabel Kucing Siam yang Sombong 

Dongeng Anak Sebelum Tidur Fabel Kucing Siam yang Sombong

TRIBUNJATENG.COM - Inilah dongeng fabel yang cocok dibacakan untuk anak sebelum tidur tentang kuncing siang yang sombong.

Pada jaman dulu, hiduplah seekor kucing siam bernama Sinna.

Ketika Sinna masih kecil, ibunya berkata jika nenek moyangnya lahir dan tinggal di istana Raja Siam.

Waktu itu, Sinna bertanya pada ibunya, “Bagaimana kalau ada yang tidak percaya, Bu?”

Ibunya pun berkata jika hanya kucing yang memiliki mata biru, titik cokelat di ekor dan kaki, dan bulu halus lah kucing asli keturunan kucing siam.

“Suruh saja mereka melihat ke matamu yang biru, titik cokelat tua di ekor dan kakimu, juga bulu kecokelatanmu yang halus. Itu adalah ciri-ciri kucing siam asli. Keturunan dari kucing bangsawan yang tinggal istana Raja Siam.” Begitu dulu penjelasan ibu Sinna.

Kini Sinna sudah dewasa. Ia tetap percaya kalau ia adalah kucing bangsawan. Dan itu membuat ia menjadi kucing yang sombong. Ia merasa dirinya lebih hebat dibanding kucing gemuk yang tinggal di sebelah rumahnya. Atau kucing oranye yang tinggal di seberang jalan.  

Setiap kali berjalan keluar gerbang rumahnya, Sinna tidak pernah menegur kucing-kucing tetangganya. Ia merasa kucing-kucing itu hanyalah kucing kampung. Tidak sehebat dirinya yang keturunan kucing dari istana Raja Siam.

Kucing-kucing lain tetangga Sinna, mulai kesal pada sikap Sinna.

“Kalau dia memang kucing bangsawan, harusnya dia tahu cara bersikap baik dan ramah. Harusnya dia tahu cara bersikap peduli pada kucing lain,” kata Abu si kucing abu-abu.

“Aku tidak percaya dia kucing bangsawan,” tawa Oren si kucing oranye. “Kalau dia dikejar anjing peking di jalan, dia pasti akan lari juga seperti kucing kampung lainnya. Aku yakin itu!”

“Ssst… lihat! Itu si King anjing peking baru keluar dari rumahnya…” bisik Abu pada Oren. Ia menunjuk ke arah jalan.

“Ssst… lihat! Itu si nona bangsawan juga baru keluar dari gerbang rumahnya,” bisik Oren sambil meringis.

“Kalau begitu, ayo kita panjat dinding. Kita lihat apa yang terjadi. Pasti ada kejadian seru! Hi hi hi…” tawa Abu.

Abu dan Oren lalu berlari dan melompat lincah sampai ke atas dinding pagar. Di atas dinding, mereka menunggu Sinna dan King bertemu di jalan.

“Guk guk guk…” terdengar gonggongan King si anjing peking.

Abu dan Oren rupanya tak perlu menunggu lama. Tontonan seru sudah ada di depan mereka.

“Guk guk guk…” gonggongan King terdengar semakin keras. Rupanya, kini King sudah berhadapan dengan Sinna. “Siapa kau?” seru King.

“Namaku Sinna. Aku kucing bangsawan. Nenek moyangku lahir di istana kerajaan Siam,” kata Sinna bangga sambil mengangkat punggungnya tinggi-tinggi. Matanya sayu, menatap King dengan meremehkan.

“Guk guk… lucu juga!” gonggong King si anjing peking. “Nenek moyangku juga lahir di istana kerajaan Cina. Jadi, itu membuat kita berdua keturunan bangsawan!” kata King.

“Oyaaa?” tanya Sinna masih dengan gaya sombong.

“Ya! Kita sama-sama bangsawan. Jadi, ayo, kita main bersama! Seperti yang dilakukan kucing dan anjing bangsawan lainnya!” seru King.

Tak menunggu lama, kedua hewan itu melakukan hal yang sama seperti yang dilakukan kucing dan anjing lainnya. King mengejar Sinna sampai Sinna lari terbirit-birit. Hilang semua kesombongannya.

Oren dan Abu hanya tersenyum melihat dari atas dinding.

“Sinna lari seperti kita saat dikejar anjing. Karena dia memang tidak lebih baik dibanding kucing kampung lainnya,” ujar Oren pelan. (*)

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved