Berita Internasional
Korban Selamat Kecelakaan Pesawat di Gunung Andes 1972 Bertahan Hidup dengan Makan Teman Sendiri
Pada 24 Desember 1972, desas-desus beredar bahwa para korban melakukan kanibalisme untuk menghindari kelaparan.
Karena kelelahan, mereka melemparkan batu ke seberang air menuju lelaki itu, dengan pesan tertulis di selembar kertas kemudian berdoa sambil menunggu untuk diselamatkan," lapor AFP.
Pesan itu berbunyi, "Saya datang dari pesawat yang jatuh di pegunungan. Saya orang Uruguay. Kami telah berjalan selama 10 hari ... Di dalam pesawat ada 14 orang yang terluka. Kami harus segera keluar dari sini, dan kami tidak tahu bagaimana. Kami tidak punya makanan. Kami lemas. Kapan Anda bisa datang dan menjemput kami? Tolong, kami bahkan tidak bisa berjalan. Di mana kami?"
Sang pengendara mule pun mengatur penyelamatan dan bantuan, yang datang dengan cepat juga untuk rekan-rekan mereka yang kekurangan gizi parah.
Mereka dijemput dari gunung dengan helikopter dalam dua hari.
3. Makan rumput
Parrado dan Canessa bercerita, pesawat tersesat di pegunungan kemudian menabrak punggung bukit lalu meluncur menuruni gletser dan mendarat di tumpukan salju, menewaskan 13 orang termasuk pilot dan kopilot, serta melukai beberapa orang lainnya yang meninggal kemudian.
Mereka menggambarkan perjuangan bertahan hidup di ketinggian hampir 4.000 meter, tinggal di badan pesawat dan mengais-ngais di salju untuk mencari akar serta ramuan yang dijuluki "rumput keledai" setelah persediaan makanan habis.
Mereka juga menceritakan kematian beberapa orang yang sempat selamat dalam longsoran salju.
"Kami menyaksikan keajaiban yang belum pernah dilihat dunia," ujar Cesar Charlone, pejabat charge d'affaires Uruguay di Chile.
4. Makanan terakhir
Pada 24 Desember 1972, desas-desus beredar bahwa para korban melakukan kanibalisme untuk menghindari kelaparan, yang dikonfirmasi dua hari kemudian oleh kepala operasi penyelamatan Chile.
Surat kabar La Segunda di Chile mengutip seorang penyintas yang tidak disebutkan namanya, "Kami mengambil keputusan yang mengerikan: untuk bertahan hidup kami harus mengatasi semua rintangan, baik agama atau biologis."
Pria-pria yang disebut sebagai pahlawan itu selanjutnya dibebaskan dari segala kesalahan oleh Gereja Katolik di Uruguay dan Paus Yohanes Paulus II, lalu kembali ke kehidupan sehari-hari mereka.
Canessa menjadi ahli jantung dan pada 2020 kembali membantu menyelamatkan nyawa dengan membuat ventilator untuk pasien Covid-19.
"Ketika saya melihat di seluruh dunia orang-orang sekarat karena kekurangan udara, itu mengingatkan saya pada gunung, ketika saya melihat teman-teman saya yang tidak bisa bernapas lagi, dan saya berkata: Tidak, ini tidak boleh terjadi padaku lagi," katanya kepada AFP. (*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Hidup dengan Makan Teman Sendiri, Kisah Korban Selamat Kecelakaan Pesawat di Gunung Andes 1972"
Baca juga: Helikopter Jatuh di Hutan, Politisi Panama Unggah Video Minta Bantuan Sambil Mengerang Kesakitan