Berita Wonosobo
Minat Konsumsi Ikan Masih Rendah di Wonosobo, 200 Warga Ikuti Pelatihan Diversifikasi Olahan Ikan
Sebanyak 200 warga Wonosobo mengikuti Pelatihan Diversifikasi Olahan Ikan yang berlangsung di Gedung SKB Sidojoyo Wonosobo, Sabtu (15/10/2022).
Penulis: Imah Masitoh | Editor: Catur waskito Edy
TRIBUNJATENG.COM, WONOSOBO -Sebanyak 200 warga Wonosobo mengikuti Pelatihan Diversifikasi Olahan Ikan yang berlangsung di Gedung SKB Sidojoyo Wonosobo, Sabtu (15/10/2022).
Kegiatan ini merupakan kerjasama Anggota Komisi IV DPR RI Fraksi PDI Perjuangan Dapil Jateng VI bersama dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan dalam hal ini melalui Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BRSDMKP).
Peserta berasal dari perwakilan ibu-ibu PKK se Kabupaten wonosobo, dan Departemen Wanita DPC PDIP Kabupaten Wonosobo. Kegiatan ini berlangsung selama 2 hari, dari Jumat kemarin, dan ditutup hari ini.
Kegiatan ini sebagai upaya memaksimalkan potensi sektor perikanan khususnya mengoptimalkan pengolahan perikanan untuk dijadikan sebagai sumber pangan yang sehat dan bergizi.
Menurut Dyah Afif Nurhidayat, selaku Ketua Tim Penggerak PKK Wonosobo, mendukung kegiatan ini, mengingat di Wonosobo memiliki sumber air yang melimpah yang dimanfaatkan untuk membudidayakan ikan.
"Mudah-mudahan kegiatan ini membuka pemahaman akan potensi yang kita miliki. Di 15 kecamatan potensi ikan luar biasa. Tapi sayangnya belum dimanfaatkan dengan baik oleh masyarakat," tuturnya.
Kabupaten Wonosobo berada di dataran tinggi berkisar 275-2.250 mdpl menjadikan masyarakat lebih banyak mengenal jenis ikan tawar, baik budidaya maupun berasal dari sungai.
Meski banyak masyarakat yang membudidayakan ikan, namun minat masyarakat akan konsumsi ikan terbilang masih rendah.
Angka konsumsi ikan di Kabupaten Wonosobo masih cukup rendah, baru sekitar 24 kilogram per kapita per tahun, provinsi sudah mencapai 26 kilogram, dan nasional sudah mencapai 35 kilogram.
Artinya di Kabupaten Wonosobo masih dibawah rata-rata Jawa Tengah dan Nasional. Kondisi ini dipengaruhi oleh ketersediaan ikan, karena wilayah yang jauh dari laut, dan kurangnya pengetahuan masyarakat terhadap nilai gizi yang terkandung di dalamnya.
"Ikan luar biasa gizinya, untuk kebutuhan kita, utamanya anak-anak kita, terlebih di 1.000 hari pertama kehidupan agar tidak stunting. Stunting di Wonosobo tinggi, mungkin mengonsumsi ikan masih kurang," imbuhnya.
Wonosobo masih terus memiliki PR untuk menyelesaikan masalah stunting di wilayahnya. Menjadi wilayah terbanyak angka stunting di Jawa Tengah harus segera diselesaikan.
"Kita sedang memerangi stunting dan kemiskinan. Stunting, terakhir bulan Agustus kemarin sudah turun jadi 14,7 persen yang mana tahun sebelumnya 20,22 persen. Target minimal yang ditetapkan presiden tahun 2024 minimal 14 persen," tambahnya.
Dalam pelatihan olahan ikan ini ada tiga olahan yang diajarkan yaitu pempek, otak-otak, dan bakso ikan. Selain itu juga diajarkan bagaikan pengemasan hasil olahan ikan tersebut.
Turut hadir Vita Ervina, anggota Komisi IV DPR RI Fraksi PDI Perjuangan Dapil Jateng VI (Purworejo, Magelang Raya, Temanggung dan Wonosobo), sekaligus menutup kegiatan pelatihan ini.