UKSW Salatiga
Persiapkan Lulusan yang Holistik Melalui Whole Person Education
Sejak tahun 2021, Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) menerapkan kurikulum baru dengan maksud mendidik mahasiswa dan mempersiapkan lulusannya
Penulis: Abduh Imanulhaq | Editor: galih permadi
TRIBUNJATENG.COM - Sejak tahun 2021, Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) menerapkan kurikulum baru dengan maksud mendidik mahasiswa dan mempersiapkan lulusannya untuk menjadi manusia yang holistik, well-rounded persons.
Model pendidikan ini disebut whole-person atau liberal arts education.
Tidak hanya membentuk pribadi yang utuh, pendidikan di UKSW juga hendak membentuk lulusannya untuk menjadi pemikir merdeka atau free thinkers yang tidak hanya memiliki kemampuan berpikir kritis dan kreatif, tetapi juga berwawasan etis.
Kurikulum whole person education juga dibuat untuk memenuhi tuntutan pembentukan lulusan creative minority.
Sabtu (15/10/2022) kemarin, sebagian mahasiswa yang telah dibentuk menjadi duta-duta UKSW akan dilepas di tengah masyarakat melalui upacara wisuda periode II tahun akademik 2022/2023.
Berbekal ketangguhan, ketekunan, kejelian dan berbagai kemampuan yang dikenal sebagai soft skill, UKSW akan meluluskan winisuda yang telah mengharumkan kampus selama berkuliah.
Pambayun Pulung Manekung Stri Sinandang, misalnya, gadis kelahiran Surakarta dua puluh dua tahun silam ini memiliki sejumlah prestasi yang membanggakan.
Bersama dengan dua rekan dari fakultas yang berbeda, Pambayun yang merupakan mahasiswi Program Studi Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Komunikasi (FISKOM) berinovasi memanfaatkan limbah kulit singkong menjadi produk bioplastik.
Kampus Mendukung dan Beri Wadah
Apa yang Pambayun dan tim teliti pun mengantarkannya menjuarai berbagai kompetisi di tingkat internasional seperti ajang Thailand Investor Day hingga Romania Inventors Forum.
Tak jauh berbeda Lay, Stefanie Carolina Wibowo mahasiswa S1 Hubungan Masyarakat Fakultas Teknologi Informasi (FTI) merupakan peraih Indeks Peraih Kumulatif (IPK) sempurna 4.00 untuk program sarjana.
Menurut Stefanie, tidak cepat puas dan meng-upgrade diri dengan mengikuti pelatihan yang relevan dengan studi adalah salah satu kunci menjadi yang terbaik dari antara yang terbaik.
“UKSW juga memberikan dukungan penuh bagi mahasiswanya untuk mengikuti program Kampus Merdeka.
Hal itu sangat berkesan karena berkat dukungan kampus, saya dapat mengikuti program dengan baik dan terpilih mengikuti business matching di Sekolah Ekspor dan Power Academy by PowerCommerce Asia, Medan. UKSW menjadi pintu yang menghantarkan saya berproses, sehingga saya dapat meraup berbagai kesempatan di luar kampus,” katanya.
Tidak melulu di bidang akademik, prestasi di bidang non akademik seperti olahraga dan seni turut disumbangkan oleh mahasiswa UKSW.