Guru Berkarya
Terapkan Pendidikan Karakater pada Anak Melalui Pembiasaan Positif
Nilai-nilai yang tertanam dalam dirinya ini diharapkan dapat termanifestasikan dalam kehidupannya semenjak anak didik mulai melangkah ke usia dewasa.
Penulis: Abduh Imanulhaq | Editor: galih permadi
Sehubungan dengan itu, SD Negeri 02 Kebonsari semester 1 Tema: Kewajiban dan Hakku, sub tema: 2.2 Melaksanakan kewajiban dan hak sebagai anggota keluarga dan warga sekolah.
Pada pembiasaan pendidikan karakter, indikasinya adalah siswa dapat memperagakan hak dan kewajiban dengan nilai karakter siswa sopan santun dan kebersamaan.
Praktek yang dilakukan selama ini dalam penerapan pendidikan karakter adalah dengan melakukan gotong royong, menjenguk teman sakit, ijin keluar kelas, mengetuk pintu jika mau masuk kelas, berinfaq, mengucapkan salam jika bertemu teman atau guru dan berjabat tangan.
Ciri khas metode pembiasaan adalah kegiatan yang berupa pengulangan berkali-kali dari suatu hal yang sama.
Pengulangan ini sengaja dilakukan berkali-kali supaya asosiasi antara stimulus dengan suatu respon menjadi sangat kuat.
Atau dengan kata lain, tidak mudah dilupakan.
Dengan demikian, terbentuklah pengetahuan siap atau keterampilan siap yang setiap saat siap untuk dipergunakan oleh yang bersangkutan.
Oleh karena itu, sebagai awal dalam proses pendidikan, pembiasaan merupakan cara yang sangat efektif dalam menanamkan nilai-nilai moral kedalam jiwa anak.
Nilai-nilai yang tertanam dalam dirinya ini diharapkan dapat termanifestasikan dalam kehidupannya semenjak anak didik mulai melangkah ke usia dewasa.
Oleh karena itu, potensi dasar harus diarahkan agar tujuan pendidikan tercapai dengan baik.
Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mengembangkan potensi dasar tersebut adalah melalui kebiasaaannya sebagaimana disampaikan oleh Muhibbin Syah (2010:42) dalam bukunya psikologi Pendidikan bahwa kebiasaan itu timbul karena proses penyusutan kecenderungan respon dengan menggunakan stimulasi yang berulang-ulang.
Dalam proses belajar, pembiasaan juga meliputi pengurangan perilaku yang tidak diperlukan. Karena proses penyusutan atau pengurangan inilah muncul suatu pola bertingkah laku baru yang relatif menetap dan otomatis.
Berdasarkan pengamatan penulis sebagai guru PPKn di SDN 02 Kebonsari Kecamatan Karangdadap Pekalongan, anak didik mulai nampak bersikap dengan baik.
Anak didik sudah tidak bersikap acuh dan disiplin dalam setiap kegiatan pembelajaran. Hasil belajar PPK n anak didik juga terpantau meningkat sesuai harapan. (*)