Berita Semarang
Pesantren Luhur Dondong, Ponpes Tertua di Jawa Tengah Tempat Kiai Sholeh Darat Nyantri
Iya, ponpes itu bernama Pondok Pesantren Luhur Dondong di Wonosari, Kecamatan Ngaliyan, Kota Semarang, konon merupakan pesantren tertua di Jawa Tengah
Penulis: Agus Salim Irsyadullah | Editor: m nur huda
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - DI Kelurahan Wonosari, Kecamatan Ngaliyan, Kota Semarang terdapat pondok pesantren berusia ratusan tahun. Iya, ponpes itu bernama Pondok Pesantren Luhur Dondong, konon merupakan pesantren tertua di Jawa Tengah.
Merujuk kepada arsip Ponpes tersebut menerangkan, ponpes yang didirikan oleh Kiai Syafii Pijoro Negoro ini berdiri pada 1609 M pada zaman Mataram era Sultan Agung (1613-1645 M).
Tribunjateng.com mengunjungi pesantren tua ini. Terdapat bangunan bertuliskan "Pondok Pesantren Luhur Dondong" dengan kombinasi cat hijau putih, masih berdiri kokoh.

Dahulu, Ponpes Dondong berada di dekat pantai Panggung, Mangkang Kulon Utara. Namun, harus direlokasi lantaran sering tergenang banjir.
"Informasi sejarah dari masyarakat, alumni dan para tokoh, mengatakan Kiai Syafi'i Pijori Negoro merupakan pejuang Mataram. Beliau komandan pasukan Sultan Agung untuk melawan pasukan Vereenigde Oostindische Compagnie (VOC) atau Perserikatan Perusahaan Hindia Timur di Batavia, pada 1629," kata Tubagus Mansor, keturunan ke tujuh pendiri Ponpes Dondong, Selasa (18/10/2022).
Pasukan Mataram
Sebelum menetap di Kampung Dondong, Kiai Syafii menurut cerita pria yang akrab disapa Gus Toba, menjadi satu di antara Komandan Pasukan Sultan Agung yang ikut menyerbu VOC atau Perserikatan Perusahaan Hindia Timur di Batavia (Jakarta) pada 1629.
Usai penyerbuan itu, Kiai Syafii bermukim di Kampung Dondong dan mendirikan padepokan. Lambat laun, semakin banyak santri yang menimba ilmu di padepokannya. Kemudian Kiai Syafii mengubah padepokan menjadi pondok pesantren.
"Saat ini jumlah santri muqim ada 15 orang dari berbagai daerah. Namun, banyak juga santri kalongnya," lanjutnya.
Meski tak memiliki banyak santri, namun Ponpes Luhur Dondong kental akan sejarah dalam warna pendidikan Islam Nusantara. Juga penghasil cikal bakal kiai-kiai masyhur di Indonesia.
Sebut saja, Mbah Sholeh Darat (Kiai Umar) yang dikenal sebagai gurunya KH Ahmad Dahlan (Pendiri Muhammadiyah), KH Hasyim Asy'ari (Pendiri Nahdlatul Ulama), serta Raden Ajeng Kartini (Pahlawan Emansipasi Wanita).
Selain itu, Ponpes Luhur Dondong juga melahirkan sosok pengasuh Pondok Pesantren Darul Amanah Sukorejo (1970) Kiai Mas'ud, dan Kiai Zamhari pengasuh Pondok Pesantren Darunnajah Bogor. Lalu, ada juga Murid Kiai Ahmad, Mbah Wali Syafa generasi kelima dari Kaliwungu yang telah wafat.
"Mbah Sholeh Darat dulu juga pernah nyantri di sini. Namun, periode waktunya belum diketahui," imbuhnya.
Sepeninggal Kiai Syafii yang wafat pada 1711, pengurus pesantren digantikan menantunya Kiai Abu Darda dari Jekulo Undaan Kudus. Abu Darda merupakan suami dari Nyai Rogoniah binti Kiai Syafi’i.
"Menurut cerita-cerita sih Mbah Abu Darda itu masih keturunan Sunan Kudus," katanya.