Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Semarang

Pesantren Luhur Dondong, Ponpes Tertua di Jawa Tengah Tempat Kiai Sholeh Darat Nyantri

Iya, ponpes itu bernama Pondok Pesantren Luhur Dondong di Wonosari, Kecamatan Ngaliyan, Kota Semarang, konon merupakan pesantren tertua di Jawa Tengah

Penulis: Agus Salim Irsyadullah | Editor: m nur huda
Tribun Jateng/ Agus Salim
Situasi di kompleks B Pondok Pesantren Luhur Dondong Ngaliyan Semarang tampak sepi lantaran beberapa santri menjalani aktivitas lain di siang hari, Senin (17/10/2022). 

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - DI Kelurahan Wonosari, Kecamatan Ngaliyan, Kota Semarang terdapat pondok pesantren berusia ratusan tahun. Iya, ponpes itu bernama Pondok Pesantren Luhur Dondong, konon merupakan pesantren tertua di Jawa Tengah.

Merujuk kepada arsip Ponpes tersebut menerangkan, ponpes yang didirikan oleh Kiai Syafii Pijoro Negoro ini berdiri pada 1609 M pada zaman Mataram era Sultan Agung (1613-1645 M).

Tribunjateng.com mengunjungi pesantren tua ini. Terdapat bangunan bertuliskan "Pondok Pesantren Luhur Dondong" dengan kombinasi cat hijau putih, masih berdiri kokoh.

Santri di Pondok Pesantren Dondong Ngaliyan Semarang berbincang menghabiskan waktu sore di teras Pondok kompleks B pada Selasa (18/10/2022).
Santri di Pondok Pesantren Dondong Ngaliyan Semarang berbincang menghabiskan waktu sore di teras Pondok kompleks B pada Selasa (18/10/2022). (Tribun Jateng/Agus Salim Irsyadullah)

Dahulu, Ponpes Dondong berada di dekat pantai Panggung, Mangkang Kulon Utara. Namun, harus direlokasi lantaran sering tergenang banjir.

"Informasi sejarah dari masyarakat, alumni dan para tokoh, mengatakan Kiai Syafi'i Pijori Negoro merupakan pejuang Mataram. Beliau komandan pasukan Sultan Agung untuk melawan pasukan Vereenigde Oostindische Compagnie (VOC) atau Perserikatan Perusahaan Hindia Timur di Batavia, pada 1629," kata Tubagus Mansor, keturunan ke tujuh pendiri Ponpes Dondong, Selasa (18/10/2022).

Pasukan Mataram

Sebelum menetap di Kampung Dondong, Kiai Syafii menurut cerita pria yang akrab disapa Gus Toba, menjadi satu di antara Komandan Pasukan Sultan Agung yang ikut menyerbu VOC atau Perserikatan Perusahaan Hindia Timur di Batavia (Jakarta) pada 1629.

Usai penyerbuan itu, Kiai Syafii bermukim di Kampung Dondong dan mendirikan padepokan. Lambat laun, semakin banyak santri yang menimba ilmu di padepokannya. Kemudian Kiai Syafii mengubah padepokan menjadi pondok pesantren.

"Saat ini jumlah santri muqim ada 15 orang dari berbagai daerah. Namun, banyak juga santri kalongnya," lanjutnya.

Meski tak memiliki banyak santri, namun Ponpes Luhur Dondong kental akan sejarah dalam warna pendidikan Islam Nusantara. Juga penghasil cikal bakal kiai-kiai masyhur di Indonesia.

Sebut saja, Mbah Sholeh Darat (Kiai Umar) yang dikenal sebagai gurunya KH Ahmad Dahlan (Pendiri Muhammadiyah), KH Hasyim Asy'ari (Pendiri Nahdlatul Ulama), serta Raden Ajeng Kartini (Pahlawan Emansipasi Wanita).

Selain itu, Ponpes Luhur Dondong juga melahirkan sosok pengasuh Pondok Pesantren Darul Amanah Sukorejo (1970) Kiai Mas'ud, dan Kiai Zamhari pengasuh Pondok Pesantren Darunnajah Bogor. Lalu, ada juga Murid Kiai Ahmad, Mbah Wali Syafa generasi kelima dari Kaliwungu yang telah wafat.

"Mbah Sholeh Darat dulu juga pernah nyantri di sini. Namun, periode waktunya belum diketahui," imbuhnya.

Sepeninggal Kiai Syafii yang wafat pada 1711, pengurus pesantren digantikan menantunya Kiai Abu Darda dari Jekulo Undaan Kudus. Abu Darda merupakan suami dari Nyai Rogoniah binti Kiai Syafi’i.

"Menurut cerita-cerita sih Mbah Abu Darda itu masih keturunan Sunan Kudus," katanya.

Masih Eksis

Mengutip skripsi mahasiswa Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang Nurudin yang ditulis pada 2005, setelah Kiai Abu Darda wafat, pengasuh digantikan menantunya Kiai Abdullah Buiqin bin Umar dari Penanggulan Santren Kendal, suami dari Nyai Natijah binti Kiai Abu Darda.

Kiai Abdullah Buiqin wafat tahun 1340 H, Pesantren Dondong diasuh Kiai Asy’ari bin Basuki yang merupakan suami Nyai Masruhah cucu dari Nyai Aisyah binti Kiai Abdu Darda. Kiai Asy’ari kemudian wafat pada 1374 H, selanjutnya digantikan oleh kiai Masqom bin Kiai Ahmad bin Kiai Abdullah Buiqin.

Selanjutnya, Kiai Masqom wafat pada tahun 1402 H dan digantikan adiknya Kiai Akhfadzul Athfal yang wafat pada Pada tahun 1411.

Setelah itu, pengasuh pesantren digantikan menantunya, yakni Kiai Ma’mun Abdul Aziz dari Ngebruk Mangkang. Kiai Ma’mun adalah suami dari Nyai Dalimatun binti Kiai Akhfadzul Athfal.

Kini, pesantren yang pernah menjadi cikal bakal kiai-kiai besar nusantara itu, diasuh oleh KH Abdullah Umar, KH Faisol Sanusi, Tubagus Mansur (Gus Toba).

Untuk Gus Toba, ia memiliki keturunan generasi ketujuh dari pendiri pesantren Dondong Kiai Syafii.

Ada beberapa kegiatan pembelajaran di Ponpes Dondong di antaranya kajian beberapa kitab kuning dan tadarus Alquran yang diselenggarakan setiap harinya.

Sementara, jadwal kegiatan pembelajaran dimulai dari setelah magrib dengan tadarus Alquran bersama. (Agus Salim/ tribun jateng cetak)

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved