Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Kudus

Menilik Pintu Bendung Wilalung Peninggalan Belanda di Kudus, Tersisa 1 Pindu yang Berfungsi

Di Kudus terdapat sebuah bangunan peninggalan zaman penjajah yang berusia 100 tahun.

Penulis: Saiful Ma sum | Editor: sujarwo
TRIBUNJATENG/SAIFUL MA'SUM
Pintu Bendung Wilalung, bangunan tua bersejarah peninggalan zaman penjajahan Belanda terletak di Desa Kalirejo, Kecamatan Undaan, Kudus sebagai pengendali banjir, Rabu (19/10/2022). 

TRIBUNMURIA.COM, KUDUS - Di Kabupaten Kudus, Provinsi Jawa Tengah, terdapat sebuah bangunan peninggalan zaman penjajah Belanda yang diperkirakan berusia lebih dari 100 tahun. 

Bangunan tersebut bernama pintu Bendung Wilalung, terletak di Desa Kalirejo, Kecamatan Undaan, Kudus. 

Pintu Bendung Wilalung konon dibangun pada zaman Belanda tahun 1918. Bangunan tersebut masih kokoh berdiri lengkap dengan 11 pintu, yang kini dialihfungsikan dari media irigasi menjadi pengendali banjir.

Namun, hanya tersisa satu pintu nomer 8 yang masih bisa difungsikan secara maksimal. Sementara 10 pintu lainnya, tidak bisa difungsikan lagi sebagaimana mestinya.

Penjaga pintu Bendung Wilalung, Sugeng Hartanto mengatakan, dua pintu mengarah ke Sungai Wulan dan 9 pintu mengarah ke Sungai Juwana. 

Dua pintu ke arah Sungai Wulan, lanjut dia, dibuka menyeluruh setiap harinya sebagai pintu utama aliran sungai.

Sementara 9 pintu yang mengarah ke Sungai Juwana ditutup rapat, hanya pintu 8 yang bisa dibuka sewaktu-waktu jika dibutuhkan, dan pintu-pintu lainnya tidak bisa dibuka karena macet.

"Selain usia bangunan yang sudah tua lebih dari 100 tahun peninggalan VOC, pintu tidak bisa dibuka karena terhambat sedimentasi dan sampah. Jadi perlu penanganan khusus," terangnya, Rabu (19/10/2022).

Pintu Bendung Wilalung, bangunan tua bersejarah peninggalan zaman penjajahan Belanda terletak di Desa Kalirejo, Kecamatan Undaan, Kudus sebagai pengendali banjir, Rabu (19/10/2022).
Pintu Bendung Wilalung, bangunan tua bersejarah peninggalan zaman penjajahan Belanda terletak di Desa Kalirejo, Kecamatan Undaan, Kudus sebagai pengendali banjir, Rabu (19/10/2022). (TRIBUNJATENG/SAIFUL MA'SUM)

Dia mengatakan, pada awalnya Bendung Wilalung dimanfaatkan sebagai sarana irigasi lahan pertanian. Saat ini, dialihfungsikan sebagai pengendali banjir di wilayah Kudus dan sekitarnya. 

Warga sekitar juga memanfaatkan bendung tersebut menjadi ikon wisata murah-meriah. Biasanya, pengunjung berfoto di lokasi bendung dengan berlatar belakang bangunan tua bersejarah peninggalan Kolonial Belanda.

"Secara teori, ada 3 pintu yang masih berfungsi. Tapi di lapangan, hanya ada satu pintu nomer 8 yang masih berfungsi maksimal, karena usia yang sudah tua dan peninggalan zaman penjajah," ujarnya. 

Dia menyebut, pintu nomer 6 dan 7 pada dasarnya bisa difungsikan, namun saat ini terhalang oleh sedimentasi dan sampah, sehingga perlu penanganan khusus. Sementara dua pintu ke arah Sungai Wulan, saat ini sudah dinetralkan, artinya dibuka maksimal sebagai pintu utama arus sungai.

Jika debit air meninggi hingga di atas 800 meter kubik, kata Sugeng, pintu nomer 8 bisa saja dibuka dengan SOP yang berlaku. Yaitu maksimal 30 sentimeter bertahap per 10 sentimeter. 

"Yang bisa diupayakan adalah mengatasi persoalan sampah yang menyangkut di bawah pintu. Supaya tidak menimbulkan masalah yang lebih kompleks lagi," katanya. 

Dia berharap, pemerintah turun langsung melakukan perbaikan untuk mengurangi beban petugas di lapangan. (*)

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved