Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Semarang

Industri Perhotelan Optimistis Tetap Membaik di Tengah Ancaman Resesi Global

Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Jawa Tengah optimistis industri perhotelan mampu menghadapi ancaman resesi global.

Penulis: Idayatul Rohmah | Editor: Catur waskito Edy
Istimewa/Kamar hotel
Kamar hotel double bed di Semarang 

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG -Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Jawa Tengah optimistis industri perhotelan mampu menghadapi ancaman resesi global.

Wakil Ketua PHRI Jateng Benk Mintosih meyakini, resesi yang disebut-sebut akan terjadi tahun 2023 itu tidak akan memberikan pengaruh yang berarti terhadap bisnis perhotelan.

Utamanya yakni pada sektor Mice (meeting, incentive, convention, and exhibition) hotel seperti ruang pertemuan dan workshop.

"(Kondisi) hotel terbalik. Kami tetap optimistis, karena pertemuan ada terus, sektornya jelas. Pertemuan-pertemuan akan membahas itu," terang Benk dihubungi tribunjateng.com, Senin (24/10/2022).

Benk lebih lanjut menerangkan, hotel sendiri merupakan bisnis yang berkelanjutan. Sehingga, kata dia, perhotelan tidak perlu terlalu mengkhawatirkan dampak resesi apabila mampu terus berinovasi dan beradaptasi.

Terlebih di era Vuca (volality uncertainity complexity dan ambiguity) seperti sekarang ini.

"Yang penting kita tingkatkan (performa). Kita antisipasi Vuca, kita jawab dengan fleksibilitas," terangnya.

Di sisi lain, Benk menyebutkan, kondisi perhotelan sendiri saat ini semakin membaik seiring dengan meredanya pandemi Covid-19.

Meski mengakui belum sepenuhnya pulih, menurutnya kondisi sekarang ini sudah cukup baik.

Hal itu baik dari sisi okupansi atau tingkat keterisian kamar hotel ataupun berbagai penyelenggaraan meeting di hotel.

Dari sisi okupansi, kata dia, di luar penyelenggaraan event-event besar, tingkat keterisian kamar mencapai sekitar 56 persen.

Sedangkan saat-saat momen tertentu seperti liburan bisa mencapai 90-100 persen.

"Menutup akhir tahun (2022 nantinya), okupansi 60 persen itu sudah bagus banget karena belum sepenuhnya pulih juga.

60 persen itu rata-rata, karena tidak semua hotel lokasinya (sangat strategis). Jadi kalau dipresentasekan, hotel range 1 dalam setahun okupansinya bisa 80 persen, range 2 sekitar 60-70 persen, dan range 3 mungkin 52 sampai berapa persen," terangnya.

Sementara itu dia menyebutkan, dari sisi Mice telah banyak agenda-agenda yang terselenggara seiring dengan membaiknya kondisi saat ini.

 Hal itu di antaranya datang dari sektor corporate dan government.

"Sekarang Mice (untuk meeting) anggarannya dihabiskan November. Kemudian Desember berbalik menjadi (pangsa) family karena liburan mulai Desember, hampir semua elemen berlibur," imbuhnya. (idy)

Baca juga: Pasangan Belum Nikah Check-in Hotel Dipidana, PHRI Banyumas Khawatir Oktober Okupansi Menurun

Baca juga: Avanza Terbakar di Sruwen Semarang, Damkar Minta Warga Sediakan APAR Minimal 1 di Mobil dan Rumah

Baca juga: GEGER! Penemuan Mayat Pria di Pinggir Sungai Kacangan Bukateja Purbalingga

Baca juga: Detik-detik Pekerja Tersetrum Listrik Saat Kerja Proyek JPO Gunungpati Semarang, Ini Kondisinya

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved